[ANVALLER 54]

2.5K 209 6
                                    

-Valderzone

Basecamp anvaller ramai seperti biasa, caffe yang di booking mereka dalam beberapa tahun ini, berhasil menambah pendapatan untuk anggota anvaller yang ingin mendapat pekerjaan di masa remaja.

Pemilik asli caffe itu meyerahkan caffe nya untuk anvaller jaga dan sekalian sebagai promisi.

Yang sering berkumpul adalah anggota resmi anvaller, karena anggota inti menjaga markas dan di si bukan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

"jar, gue kopi satu." Pekik salah satu anggota anvaller memesan.

"lo, nggak pesen bang?" tanya alex menawari ivander. Cowok itu menggeleng dan tetap focus pada ponselnya.

Marchel, raffa dan fikar saling menatap, mereka sedikit bingung dengan gerak-gerik ivander yang sangat gusar di tempatnya. Fikar pun memberanikan untuk bertanya. "kenapa lo, bang?"

Lagi-lagi ivander menggeleng sebagai jawaban. "masalah sama cewenya lagi tuh kayaknya." Kata marchel menebak.

"iya bang? Kenapa lagi cewe lo?"

Ivander mendongak menatap anggotanya. "dia minta putus,"

Mereka yang mendengarnya mendadak menaikan satu alisnya bersamaan. Beberapa hari kemarin ivander bilang kalau cewe nya marah dan mendiamkan dirinya dalam beberapa hari, hingga cowok itu uring-uringan.

"terus lo jawab apa?" tanya alex.

"belum gue jawab,"

"gue saranin, nih bang. Lo temuin cewe lo, bicarain baik-baik." Saran raffa.

Jones-jones begitu, raffa pandai dalam menasehati temannya yang patah hati. Namun dirinya sendiri tidak bisa me-manage kisah cintanya sendiri.

"sok, iye. Lo jones." Ledek marchel.

"coba aja deh, kalau nggak. tanya sama cewe lainnya, semua bakal setuju sama ucapan gue." Timpalnya serius.

Ivander berfikir sejenak, lalu ia menatap satu persatu anggotanya. Ia ingin bertanya ke pada satu-satunya anggota anvaller yang perempuan yaitu arista.

Namun ia tidak menemukan gadis itu di lingkup basecamp. "kemana arista?" tanyanya.

"lah, iya, gue juga nggak liat dia. Kemana?"

"ada acara di keluarga papanya." Jawab fikar.

"lagi?" ujar ivander mengerutkan keningnya. Fikar mengangguk sebagai jawaban.

Ivander bergeming dengan pikirannya, cowok itu sangat jarang mendengar arista sibuk seperti ini, biasanya gadis itu selalu bisa jika bersangkutan dengan anvaller, tapi kali ini, bahkan dari beberapa hari yang lalu, arista selalu sibuk dan jarang berkumpul dengan mereka.

"dia ikut rapat di markas?"

"ikut, dia bilang sebelum malam, dia bakal balik." Kata fikar mengingat janji arista di sekolah. Ivander mengangguk singkat lalu pergi ke kamar mandi

 Ivander mengangguk singkat lalu pergi ke kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang