[ANVALLER 52]

2.6K 213 0
                                    


-Valderzone-

Senja sudah mulai meredup, arista baru saja pulang dari bandara Bersama fikar, untuk mengantar orang tuanya yang akan ke luar negri, biasa, ada urusan pekerjaan.

Dalam satu bulan kedepan, arista Kembali tinggal sendiri di rumah, dan ini juga waktunya dia gunakan untuk menguak semua masalah yang selama ini ia cari.

Arista membaringkan tubuhnya di ranjang dengan ke adaan badan yang Lelah, dan belum mengganti bajunya. Ia memejamkan matanya sejenak untuk merehatkan tubuhnya.

Tring...

Ponsel arista bergetar di dalam tasnya, segera ia bangkit dan membaca satu pesan itu. Attrea?

Attrea Bary G.
Dimana lo?
15.47

Arista membulatkan matanya seketika, ia lupa kalau ada janji dengan attrea sore ini. Tanpa menjawab pesan itu. Arista bangkit dan berlari ke-arah kamar mandi, tidak lupa ia menarik handuknya yang menggantung di belakang pintu.

Tanpa melewati ritual mandinya yang sempurna, arista terburu-buru melakukan mandi sorenya dan beres-beres badan.

10 menit di dalam kamar mandi. Gadis itu pun akhirnya keluar dan bersiap dia depan cermin. Ia mengikat rambutnya menjadi satu ke belakang. Seperti biasa, ia sedikit bersolek dengan pelembab dan lip blam agar bibirnya tidak pecah-pecah.

Ia membuka ponselnya, mengirim pesan ke fikar, meminta izin untuk kerumah temannya, tidak lama fikar mengizinkannya. Arista melirik jam di kamarnya, Sudah waktunya ia segera berangkat ke rumah attrea, untuk Menyusun rencana. Ia membawa tas ranselnya dengan semua berkas yang paling di perlukan.

Ia bergegas turun ke garasinya. Menyalakan motor untuk memanasi sejenak. "semakin jelas, dan terkuak." Tekat arista dengan menarik sudut bibirnya.

Arista pun memakai jaket dan menaik motornya, lalu melaju keluar pekarangan dengan kecepatan sedang, karena hari sudah mulai gelap.

-Valderzone

Bebrapa anggota anvaller berkumpul di markas, mereka di panggil ivander untuk mengikuti war besar itu. Pemilihan anggota itu bukan sekedar pilih kasih atau yang lain tidak bisa mengikuti, namun mereka yang di pilih, memiliki tenaga yang kuat untuk melawan cukup dengan bebrapa pukulan dan badan yang besar, serta kuat,

Dengan pemilihan itu, mereka bisa membuktikan bahwa mereka layak untuk di pertahankan. Di anvaller, mereka tidak memandang leider atau anggota, kuat atau lemah, namun mereka adalah teman yang menjadi keluarga.

"bang, ini fix mereka?" tanya alex yang telah menghitung seluruh anggota yang datang.

ivander mengangguk yakin, ia menatap anggotanya yang berkumpul di ruang tengah. Pilihan dari dua leider mereka sudah pasti tepat dan baik, untuk menjadi partner mereka. "catat dan kasih ke gue," titah ivander.

Alex dan raffa mengangguk, lalu mereka mencatat seluruh anggota itu dengan teliti.

Ivander berjalan ke arah sofa, tempat fikar dan frendy duduk untuk memantau. "gimana plan satu, aman?"

Frendy dan fikar mengangguk bersamaan. "aman, tinggal tunggu strategi selanjutnya." Ucap fikar.

"well, kemana semua strateeg?" ivander mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan dua strateeg yang tidak ada di tempat.

"arista ada urusan sama temennnya, marchel katanya terlambat datang, dia lagi nganter cewenya belanja." Jawab fikar menyenderkan punggungnya.

"arista ketemu sama temennya siapa?"

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang