66. TERUNGKAP
VALDERZONE
Gerombolan yang mencapai 100 orang, datang dengan suara derung motor bersahutan, mereka menggeber gas mereka saat sampai di lokasi yang telah di tentukan.
"lokasi apaan kek gini?" marchel mengedarkan pandangannya, yang sangat dingin karena tertutup pohon-pohon besar yang berjejer, serta hutan kecil yang ada di samping kiri mereka.
"ini ceritanya mereka tinggal di hutan gitu?" raffa menimpali ikut terheran.
"mungkin, monyet kan suka gelantungan, jadi butuh pohon yang banyak." Sahut frendy di atas motornya, suaranya pun sedikit keras karena bersamaan dengan suara derung motor anggota resmi yang mereka mainkan.
"sabi-sabi tuh," marchel mengangguk-angguk.
"kalau nggak, mereka udah nggak ada tempat lagi, buat markas. Jadi bikin rumah pohon di hutan." Sambung alex mendongak menatap daun-daun yang jatuh dari atas pohon.
"mau bikin yang besar kayak dulu, udah nggak ada dana," ucap raffa di sambung gelak tawa dari teman-temannya.
Setelah becandaan singkat itu, mereka membantu anggota resmi untuk menggeber knalpot besar mereka, hingga asap-asap pun menguap ke udara.
Tak kunjung keluar orang yang mereka tunggu, anggota anvaller menambah kebisingan di tempat itu, dengan cara memutar motor mereka membuat aksi tak jauh dari markas mocavero.
Di dalam rumah putih yang sempat di intip ketiga inti anvaller, memperlihatkan puluhan pemuda yang keluar bersamaan dengan jaket senada melangkah ke arah anggota anvaller dengan angkuh dan percaya diri.
Lalu mata zeming memicing saat ia tidak menemukan seseorang yang ia tunggu, sama dengan anta yang berjalan di sampingnya, tangan cowok masuk ke dalam saku jaket dan menelisik satu persatu orang-orang yang ada di hadapannya.
Ia tetap tidak menemukan gadis yang sangat mereka nanti, berhentilah mereka saat berjarak 50 meter dari anggota anvaller.
"kemana cewek belagu lo?" tanya zeming remeh.
Fikar turun dari motornya dengan santai, ivander yang masih di motornya pun ikut turun, ia tak mau fikar kelepasan karena egonya.
"kalau kita nggak mau bawa dia kenapa?" Tanyanya dengan mata sangat sinis.
Zeming tertawa renyah Bersama dengan lainnya. "berarti lo pengecut! Perjanjian kita Cuma satu, bawa cewek itu ke lokasi war! Kalau lo sekarang nggak bawa dia kesini, otomatis lo kalah sebelum perang." Kata zeming mengingat perjanjian awal mereka.
"oh iya? Dari mana lo bisa simpulin hal bodoh itu?" kelit fikar sangat tenang, bahkan cowok itu tidak merasa emosi sama sekali.
"hal bodoh lo kata?! Yang bodoh itu, lo! Cowok pengecut yang nggak bisa tepatin janji." Zeming mengikis jaraknya lagi.
Fikar terkekeh dengan memutar bola matanya malas. "dari pada lo, cowok-cowok yang beraninya Cuma sama cewek! Punya nyali nggak lo?" tujuk fikar pada zeming dan anta.
"ceritanya lo nantangin nyali kita?" sahut anta mengikuti Langkah zeming yang hampir mendekat ke arah anggota inti anvaller.
Melihat keadaan yang mulai sengit dengan ucapan satu sama lain, ivander mendekat ke fikar dan membisik pada cowok itu. "inget, tunggu arista"
Fikar tak mendengarkan kata leidernya itu, cowok dengan rambut rapi ikut mengikis jaraknya meninggalkan ivander yang telah memberinya pesan.
"kalau emang iya, gimana?" tantang fikar yang matanya mengunci manik mata kedua cowok di depannya hingga keduanya menatapnya balik namun tak bertahan lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anvaller [END]
Teen Fiction[ Sebelum baca follow dulu ya] #1 wattpad (13/06/21) #2 basket ball (31/03/21) #1 Arista (16/02/21) #1 Fikar (23/01/21) Arista Kenzie alexis. Gadis ketus yang kerap melanggar peraturan di sekolahnya. arista jago bela diri, namun bakatnya itu ia sem...