[ANVALLER 39]

3K 197 10
                                    

Hai Vareds part kali ini panjang loh

Sambil dengerin yah..

Play now🎶
Seperti kisah - Rizky febian

🐺🐺🐺

"Itu Bang Ivan!" teriak salah satu anggota anvaller.

Ivander melangkah tenang ke dalam kerumunan, dengan tangan masuk ke dalam kantong Hoodie nya, ia menatap tajam pada anggota mocavero meski dengan lampu yang samar.

"Mau cari kekuasaan? Bukan di sini tempatnya" ujar ivander berdiri di hadapan zeming dan anta.

"Gue nggak perlu itu. Gue perlunya Lo dan Anggota bodoh Lo itu" remeh zeming seraya menunjuk anggota anvaller.

"Nggak usah ngerendahin orang kalau Lo nggak mau malu di depan anggota Lo" jawab ivander tenang.

Zeming terkekeh seraya memutar bola matanya malas. "Nggak akan gue kalah dari pecundang kayak kalian!" Katanya.

Bugh!

Bugh!

Tanpa aba-aba ivander maju dan langsung memukul tepat pada rahang lawan di depannya, dengan santai ia memukul tanpa tenaga. Memang sekuat itu tenaga ivander, manghabisi 5 orang sekaligus bisa ia tangani.

Zeming yang belum sigap menerima pukulan itu, langsung tersungkur ketanah, lebih tepatnya hampir bersujud di kaki ivander.

Ia mengatur nafasnya hingga dadanya naik turun, antara marah dan kaget dengan pukulan kilat ivander.

Ia mencakar tanah bercampur kerikil kecil di dekatnya. Lalu ia bangkit setelah badannya stabil, ingin membalas pukulan ivander, tapi dengan sigap di cegah oleh lelaki itu.

Tangannya di cengkram kuat dan diputatr hingga tubuhnya ikut berbalik ke arah belakang. Lalu di dorong dengan kakinya ke arah anggota mocavero.

"Kalau tenaga pemimpinnya masih segitu, gimana sama Anggota nya?" Tanya ivander menelisik anggota mocavero.

"Kalo emng nyerah ngomong aja kali, kita orangnya santai. Lo Mau nyerah atau nantangin kita terima" timpal Raffa sedikit berteriak.

"Kita?! Nyerah?! Nggak usah mimpi Lo semua!" Geram anta maju selangkah menggantikan zeming yang mungkin masih kelelahan.

"Halahh...gang campuran aja bangga Lo!" Ejek marchel tergelak tawa.

"Lo mau adu skill sama gua, ha?!" Tantang anta semakin mendekat.

Tak mau kalah marchel pun ikut mendekat ke arah mereka, maju di samping ivander.

"Siapa takut? Kita adu di ring tinju!" Jawab marchel santai dengan menatap tajam manik mata anta.

Anta terkekeh geli, manusia penyuka tantantangan di beri ujar-an seperti itu Tentu di terima dengan senang hati.

"Beneran Lo mau nantangin? Oke lah gue terima. Tiga hari lagi gue tunggu kalian boxing sport" seru anta menantang.

"Deal?" Pungkas marchel mengulurkan tangan dan mengikis jarak antara mereka.

Anta pun menerima uluran tangan itu, mereka berjabat tangan ala seseorang yang sedang menerima suatu hal.

"Deal!" Anata mengehentakkan jabatan tangan tersebut.

Seluruh anggota yang meyaksikan tantangan itu, menatap setuju ke mereka berdua. Dengan adanya tantangan ini, dua kubu yang di kenal kuat akan bersaing dan memperebutkan tingkatan tertinggi di Jakarta.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang