[ANVALLER 23]

3.5K 257 4
                                    

Part ini bakal buat kalian sedikit mikir buat part-part selanjutnya..

Teka-teki mulai ada di part-part selanjutnya...

So..kalian harus ikutin dan bantu up cerita ini ke teman-teman kalian..

Happy reading!!

Playing now 🎶
Hati terlatih - Marsha Zulkarnain

****

Siswa siswi mulai berlarian dengan gontai ke arah gerbang karena bel pulang telah berbunyi. Waktu yang mereka tunggu setelah bel istirahat.

Arista melangakah santai keluar kelas setelah piket siangnya, dengan jaket kulit hitam yang sudah ia pakai untuk berkendara.

Hari ini lumayan baik, tidak ada keributan dengan orang lain, namun hukuman saja yang membuatnya lelah.

Untungnya berita tentang ia masuk anvaller belum tersebar luas di sekolah, tapi ia juga harus bersiap mental untuk menerima bisikan-bisikan dan cacian yang mereka lontarkan.

Arista menaiki lalu menghidupkan motornya sambil memakai helm full face miliknya.

Ia melaju pelan ke arah gerbang dan berbelok ke kanan untuk nongkrong di cafe bersma temannya anak sekolah sebelah.

Brukkh!!

Saat ia ingin keluar jalan raya, tiba-tiba motornya di dorong seseorang dari samping yang membuat dirinya oleng dan terjatuh dari motor.

Badannya terpental ke arah pohon ia menyilangkan tangannya di depan dada sebagai perlindungan singkat.

"Anjing!!" Umpat arista.

Ia bangkit sambil terhuyung ke arah seseorang ber badan kekar yang masih berada di motornya.

"Mau cari masalah lo sama gue?!" Geram Arista melepas helmnya.

Seseorang itu terkekeh meremehkan. "Lo anggota anvaller yang baru kan?" Tanya lelaki itu turun dari motornya

"Bukan urusan Lo!" Pekik Arista emosi.

Lelaki itu mendengus lalu ikut membuka helmnya.

Dahi Arista menukik tajam dia tidak mengenal lelaki ini lalu kenapa dia mendorong motor Arista tiba-tiba, sangat tidak jelas.

Lelaki itu mengulurkan tangnnya.
"Gue zeming" ucapnya memperkenalkan diri.

Arista menatap lengan kekar itu sebentar lalu menepisnya.

"Nggak penting! Mau Lo apa dorong-dorong motor gue ha?!" Hardik arista tersulut emosi.

Zeming tersenyum simpul. Berani sekali perempuan ini, belum pernah ada yang berani menyorotnya dengan tegas seperti itu, benar kata razie----anggota gang-nya, perempuan ini tidak takut dengan siapa pun.

"Heh! Bangsat! Kenapa Lo malah diem aja?! Gagu Lo?" Tepis Arista menahan emosi.
Karena lelaki ini hanya diam menatapnya.

Zeming mengikis jarak mereka. "Dari pada Lo ikut anvaller mending Lo masuk ke gang gue, lebih kuat!" Ucapnya sombong.

Arista mendengus.

"Emng Lo siapa? Lo aja nggak gue kenal, apa lagi gang Lo?!" Ucap Arista bersedekap tangan.

"Gue ketua mocavero, gang besar di Jakarta timur" tekan zeming kembali mengulurkan tangnnya.

Alis Arista terangkat. "Yang salah satu anggota nya napi?" Sinis Arista.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang