[ANVALLER 13]

3.8K 276 0
                                    

"Orang lebih memerlukan kehadiran, perhatian dan kepedulian."
_Fikar Erlangga_

*****

Arista berlari melewati tangga depan ke arah lantai dua menemui Bu indah.

Dia melangkah dengan sedikit berlari. Ia memikirkan, tumben guru itu memanggilnya dari seseorang bukan dari spiker sekolah langsung.

Ia mengedikan bahu cuek lalu berbelok ke kiri mengarah ke ruangan paling pojok belakang.

Setelah sampai di dekat gudang ia mengedarkan pandangannya tidak ada seseorang pun. Sepi, pikirnya. Apa mungkin Bu indah sudah Kembali ke kantor karena Arista terlalu lama.

Tak...tak...takk

Suara ketukan sepatu wanita datang dari arah belakang. itu pasti Bu indah, pikirnya.

Arista pun menoleh ke belakang. ia mengerutkan keningnya ketika ada dua orang berjalan ke arahnya.

"Apa kabar Arista?" Tanya satu seseorang keluar dari lorong gelap itu.

"Siapa Lo?" Tanya Arista.

"Gue" seseorang itu membuka kupluk hoddienya.

Viera mendekat ke Arista dengan tali tampar ditangannya.

"Mau ngapain Lo ha?" Arista berjalan mundur.

"Santai, nggak usah takut. Gue mau ngomong baik - baik sama Lo". Senyum Viera mengembang dengan liciknya.

"Nggak usah main - main Lo sama gue!" Arista mengepalkan tangannya.

"Main bentar aja kenapa sih, gue kan juga pengen ada hiburan....hahaha." Viera tertawa dengan tatapan sinis.

Viera menatap Arista lekat, sungguh ia ingin menghabisi gadis itu sekarang, cewek yang membuat nya emosi dan kesal saat melihatnya.

Apalagi berita tadi pagi cepat menyebar, tentang Arista berjalan berdua dengan kekasihnya di koridor.

Viera menatap ke kanan ruangan sebelah Arista.

Pokkk
Pokk..

Viera menepuk dua kali tangannya dan keluar lah dua laki - laki dari ruangan tersebut lalu mengunci tangan Arista dari belakang.

"Ehh!! Mau ngapain Lo!! Lepasin gue!!"

Arista memberontak mencoba melepaskan tangannya dari dua laki - laki itu. Namun nihil tenaga laki - laki itu lebih kuat darinya.

"Sshttt.. diem ! Nggak usah banyak tingkah" Viera menaruh telunjuknya di mulut Arista.

"Kan gue udah bilang, gue mau main. Jadi nikmatin aja permainan gue oke?". Ujar Viera memberikan tali tampar ke salah satu lelaki di belakang Arista, dan menalinya kuat. Hingga darah di tangan Arista terasa terhenti.

Plakk..

Plaakkk...

Tamparan kuat mendarat di pipi kanan kiri arista, Arista yang belum siap hanya bisa memejamkan matanya merasakan panas di wajahnya.

"Gue ingetin sekali lagi sama Lo. Jangan Lo deketin Fikar lagi! Dia milik gue! Jadi cewek jangan murah - murah lah. Emang nggak ada cowok yang mau sama Lo?" Tanya Viera sembari menekan dagu Arista.

"Gue udah punya pacar! Dan gue nggak ada dekat sama pacar Lo. Gue sama dia cuma rapat di ruang osis. Nggak lebih!" Jawab Arista emosi dengan wajah memerah.

"Halah...murahan - murahan tetep murahan!"

Sreek...

Viera menarik kerah Arista hingga Arista menjinjit.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang