[ANVALLER 62]

2.4K 226 8
                                    


62. TITIK TEMU.

"keberhasilan akan tercapai, jika di barengi dengan usaha."

VALDERZONE

Sebuah lapangan yang luas, hijau, serta ada taman kecil di bagian belakang, kini sangat ramai dengan belasan motor gede berjejer disana. Motor dengan pengemudi menggunakan slayer hitam, untuk menutupi identitas mereka dan baju dengan warna senada.

mereka berkumpul di taman tersebut untuk menunggu arahan dari arista yang berada di wilayah tuan aezar, untuk mempersiapkan aksi mereka siang ini.

Satu dari mereka berboncengan, dengan koper hitam di pangkuan belakang, mereka menjaga agar koper itu tidak di curigai warga sekitar. Karena mereka berbondong-bondong dan sangat tertutup.

"arista udah mulai ready, lo bertiga segera pergi ke arah gang, tunggu arista di sana. Gue sama golongan cakra berangkat ke lokasi. Ngerti?" ucap attrea menjelaskan. "jangan ada yang berpencar. Harus Bersama kubu masing-masing"

"siap!" tukas mereka kompak.

Naiklah mereka ke motor masing-masing, dengan kelompok yang telah di bagi, kubu attrea, cakra, dan arista. Mereka bersiap dengan menyalakan mesin motor, hingga suara derung knalpot mereka bersahutan dengan cara berpencar kesana-kemari, mengikuti kubu masing-masing.

Kubu attrea ke kiri dan cakra kekanan, mereka akan bertemu di perempatan besar tak jauh dari lokasi. Sementara kubu arista berputar balik, untuk melewati gang kecil, mereka menunggu arista terlebih dahulu.

Di sisi gadis berjaket hitam dengan helm merah, melaju kencang menyeruak jalanan yang ramai, gadis itu mengejar waktu, karena mobil tuan aezar telah keluar dari kantor dan di haruskan arista menambah kecepatan agar sampai pada lokasi tepat waktu.

Telah melewati beberapa jalan besar, akhirnya arista melihat 3 orang yang telah menunggunya di gang, mereka adalah anggota kubunnya. Segera arista mendekati mereka dan berhenti di samping lelaki yang membawa koper hitam.

"gimana yang lain?" tanynya membuka kaca visor helmnya.

"udah berpencar ke lokasi, setelah lo arahin mereka langsung pergi." jawab cowok dengan rahang keras dan bibir yang merah. Ia memperhatikan arista yang sibuk menoleh ke kanan kiri, seperti memantau seseuatu.

"lo cari apaan?" arista menatpa cowok itu, lalu mengeleng singkat.

"ikut gue sekarang." Titah arista, ia menutup Kembali kacanya dan memundurkan motor, sama dengan yang lainnya mereka mengikuti arista dari belakang.

Mereka melaju ke dalam gang yang cukup untuk di lewati satu motor, hingga suara halus motor mereka menggema di dalam situ, apalagi motor milik lelaki di belakang arista, sangat halus dan tidak memekikan telinga, karena sering ia servis sebelum mengikuti competition.

Di jalan besar yang tak jauh dari lokasi, sudah ready kubu cakra di atas motor, cowok dengan jaket denim itu telah di konfirmasi oleh pak gara untuk bersiap dalam 5 menit. Dan untungnya mereka telah sampai dengan cepat.

"inget. bikin rusuh bukan merusak." Tekan cakra pada teman-temannya.

"iya. Gue inget, yang penting lo kasih arahan ke kita, pasti ngerti." Jawab satu teman di sampingnya.

"tenang, kalau itu nggak usah di suruh gue juga tau," ujar cakra lalu ponselnya bergetar, ia merogoh sakunya dan mengangkat sambungan telfon itu.

"keluar sekarang." Suara gara berbisik namun masih terdengar di telinga cakra.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang