[ANVALLER 68]

3K 243 19
                                    

HAI VAREDS!!

PART INI KHUSUS UNTUK KAPAL FIKARISTA!!

Buat refreshing otak dulu, ye, kan...

BLU PENGIN TANYA.

KALIAN SUKA PART YANG PENUH TEKA-TEKI ATAU FULL UWWU?? JAWAB PENGEN TAU

SIAP?!

Playing now!L

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Playing now!
L.O.V.E – cover eclat

68. LANGIT

"indah, megah dan berwarna"

VALDERZONE

Malam ini fikar berinisiatif untuk menjemput arista di rumahnya tanpa sepengetahuan gadis itu, dan dia juga ingin bertemu orang tua arista yang baru saja datang sore ini.

Cowok berkemeja biru tua dengan kaos hitam di dalamnya itu keluar dari mobilnya, melangkah menuju pintu rumah arista yang sekarang tengah terbuka lebar, ia mengetuk pelan di pintu kayu mahal itu karena ia melihat kedua orang tua arista yang berada di ruang tamu.

"assalamualaikum, om, tante." Salam fikar sopan.

Keduanya yang tadinya focus ke televisi langsung menoleh kea arah pintu, alexis bangkit mendekat ke fikar yang masih berdiri.

"waalaikumussalam..arista telfon kamu, ya?"

Fikar mengernyit dan menggleng. "nggak om, arista aja nggak tau kalau saya dateng. Saja mau ajak arista keluar." Ucap fikar sedikit bingung.

Alexis menatap adira lalu Kembali ke fikar. "saya kira di telfon kamu, buat nemenin." Kata alexis.

"nemenin? Nemenin kemana, om?" tanya fikar tak mengerti, arista bahkan tidak membalas chat-nya setelah gadis itu pamit untuk mandi.

dewi berdiri dari kursinya. "arista sakit demam, dia nggak cerita sama kamu?" tanya adira balik.

Fikar tertegun, cowok itu terdiam lalu menatap ke lantai atas tepat pada kamar arista. Ia menggeleng menatap alexis dan dewi bergantian. "dari kapan tante?"

"tadi setelah dia mandi, tante pegang tangannya sedikit demam, dia nggak mau minum obat." Adu dewi menceritakan putrinya yang tadi terlihat pucat dan badannya sedikit panas.

"boleh saya ke atas, om, tante?" pinta fikar dengan raut wajah khawatir.

Kedua orang tua fikar mengangguk, fikar yang telah mendapat izin pun langsung berlari ke atas arah kamar arista. Sampai di pintunya fikar membuka perlahan daun pintu tersebut.

Anvaller [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang