***
Tok..tok..tok..
Rose yang tengah sibuk memikirkan masalah Lisa dan Taehyung dibuat kaget oleh suara ketukan pintu yang cukup nyaring. Gadis blonde itu pun berjalan kearah pintu kemudian membukanya. Dapat ia lihat seseorang yang mengetuk pintunya barusan memperlihatkan senyum kelincinya. Siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook. Tak bisa mengelak, Rose baru saja dibuat terpesona oleh Jungkook.
"Rose.. Bersiaplah." serunya.
"Hm?" Rose mengernyit bingung.
"Umm.. Jieun tadi menelponku, dan meminta kita kesana, kerumahnya."
Rose menatap ragu. Sungguh ia tak siap bertemu atau bertatap muka dengan tunangan Jungkook itu. Bagaimana pun Rose merasa bersalah, merasa ia penyebab hubungan Jungkook dan Jieun berakhir. Walaupun itu belum terjadi tetap saja, ia sudah menaruh hati pada tunangan orang lain. Mengerti suasana hati dan pikiran Rose, Jungkook lalu menenangkannya.
"Rose.. Kita hanya kesana memenuhi undangannya, lagi pula kita sudah sama-sama berjanji akan kesana kan?"
"Tapi Jung.."
"Kau tidak perlu khawatir. Aku akan bersikap biasa disana. Aku pastikan semua akan baik-baik saja. Hm?" ucapnya seraya memegang kedua pundak Rose. Gadis itu mengangguk saja.
"Baiklah, aku akan bersiap dulu."
"Oke. Aku tunggu didepan yah." ucapnya lagi seraya mengelus rambut Rose membuat gadis itu sedikit tersipu.
***
Jungkook dan Rose sudah berada di Istana Lee. Mereka berdua disambut oleh Jieun yang terlihat sangat ramah. Walaupun sedikit kikuk tapi Rose juga membalas sikap ramah Jieun. Sedangkan Jungkook, hanya memperhatikan gerak gerik kedua gadis didekatnya.
"Jungkook-ssi. Appa menyuruhmu ke ruang baca, dia ada disana. Sepertinya ada hal yang ingin ia bicarakan denganmu."
Jungkook terlihat ragu, ia melirik Rose kemudian Jieun. Dan sepertinya Jieun paham maksud Jungkook.
"Kau tenang saja, aku akan mengajak Rose bertemu eomma ku. Setelah kau selesai dengan appa kau bisa menemui kami. Kau tak apakan Rose?"
Rose menggeleng.
"Tidak apa-apa." ucapnya dengan senyum kikuk.
Jungkook lalu beranjak meninggalkan mereka berdua. Ada rasa was-was meninggalkan Rose bersama Jieun, tapi ia juga percaya bahwa Jieun orang baik dan tidak mungkin aneh-aneh.
Jieun lalu mengajak Rose bertemu dengan ibunya. Saat mereka menyusuri Istana untuk mencari keberadaan sang ratu Lee. Mereka berpapasan dengan seorang wanita paruh baya yang terkulai lemas diatas kursi roda, dan seorang gadis yang membantu mendorong kursi rodanya. Tunggu! Rose ingat gadis itu.
"Saerom." lirihnya pelan tapi masih didengar Jieun yang berada didekatnya.
"Iya, dia Saerom. Kalian satu kampus, sudah pasti mengenal satu sama lain."
Baru ingin membuka suara, Saerom sudah lebih dulu memotong.
"Kami tak saling mengenal nona. Hanya kebetulan ia dua kali hampir mencelakaiku."
Rose tentu kaget dengan pernyataan Saerom. Kapan Rose mencelakainya? Mengenalnya saja tidak. Bahkan saat insiden ditangga ia sangat tau kalau Saerom lah yang berusaha mencelakainya.
Rose menggeleng dan terlihat canggung bagaimana tidak ini tuduhan tak beralasan.
"Kau ini bicara apa Saerom? Kau bilang kalian tak saling mengenal lalu kenapa Rose mencelakaimu?" ujar Jieun seolah mengerti perasaan Rose saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & PRINCE JEON
Fanfiction"Dasar prince kuno menyebalkan!!"-rose "Hei si rambut jagung!!"-jungkook