***
"Nona Jieun." seru Rose setelah merasa tenang. Ia sedang duduk bersama dengan Jieun sekarang. Jieun sedari tadi mencoba menenangkan Rose.
"Iya Rose?"
"Bibi tadi, bibi nona Jieun siapa namanya?"
"Ah.. Dia bibi Taeyeon, Lee Taeyeon. Adik appaku."
Rose mengangguk.
"Rose, kumohon ucapan eommaku tadi jangan kau masukkan kedalam hati, dan jangan pikirkan juga. Eommaku hanya belum bisa menerima keadaan yang menimpa bibiku."
Rose hanya diam.
"Dan mengenai Jungkook, maafkan eommaku telah mematai-mataimu Rose. Aku tidak tau jika eomma akan melakukan hal senekad itu. Dia sangat mengkhawatirkan hubunganku dengan Jungkook, dia takut aku akan berakhir seperti bibiku. Tapi aku yakin Jungkook berbeda. Dia tidak mungkin setega itu denganku."
Rose masih diam. Sungguh ia sangat merasa bersalah pada Jieun. Setelah mendengar semua penuturan ibunya pun ia masih mempercayai Jungkook. Pikiran Rose benar-benar kacau sekarang.
"Tapi kalau memang benar, kau menyukai Jungkook atau kalian saling menyukai aku akan ikhlas melepas Jungkook."
Rose tersentak, dapat ia lihat lirihan getir dari ucapan Jieun barusan. Dan juga wanita didepannya itu menangis. Rose tambah merasa bersalah dan juga tak enak hati.
"Tidak nona Jieun. Aku tidak menyukai Jungkook, dia pun tidak menyukaiku. Kami dekat hanya sebagai teman, kau tau kan ayah kami bersahabat baik."
Bohong. Rose tentu berbohong. Lagi pula tak ada untungnya berkata jujur saat ini. Itu akan menyakiti hati orang baik seperti Jieun. Cukup ulah ibunya dimasalalu yang membuat putri kerajaan Lee harus lumpuh dan juga kehilangan akal sehat. Rose tidak setega itu. Walaupun jauh didalam hati Rose percaya bahwa ibunya tak punya pikiran jahat sampai kesana pastinya.
"Rose.. Kau tentu tau, jika hati dan perasaan Jungkook bukan untukku, akan sulit juga hidup bersamanya."
"Jangan berkata seperti itu nona Jieun. Aku yakin Jungkook sangat mencintaimu. Kalian pasti akan hidup bersama. Lagi pula sekembalinya ayahku nanti, aku akan kembali ke Seoul. Jika kau masih meragukanku. "
Sakit, bahkan sangat sakit mengatakan semua itu. Tapi Rose tak akan egois disini. Ini untuk kebaikan semua orang.
"Tidak Rose. Aku percaya padamu, Sungguh."
Jieun lalu memeluk Rose. Rose pun dengan kikuk membalas pelukan Jieun.
"Maafkan eommaku Rose, kau gadis baik, tak sepantasnya eommaku mengataimu seperti tadi. Maafkan aku juga, karena mengundangmu kesini sehingga kau mendapat perlakuan seperti tadi."
Rose menggeleng.
"Tidak nona Jieun. Ini bukan salahmu."
"Oiya nona Jieun, apa boleh aku ke kamar mandi sebentar, aku ingin membersihkan wajahku. Aku hanya tidak ingin Jungkook melihatku seperti ini dan salah paham padamu."
Jieun terenyuh mendengar ucapan Rose.
"Kau sangat baik Rose, bahkan kau memikirkan semua itu. Kau tau aku sangat menyesal kau diperlakukan kurang baik oleh ibuku. Dia hanya tidak tau kau sebaik ini."
Rose hanya mengangguk dan berusaha tersenyum walau hati dan pikirannya sangat amat kacau saat ini.
"Sebaiknya dikamarku saja Rose. Ayo!" lanjutnya seraya mengajak Rose kekamarnya.
"Itu kamar mandinya, masuklah." ucapnya setelah sampai dikamarnya.
"Terimakasih nona Jieun."
"Aahh Rose. Jangan memanggilku seperti itu. Eonni saja, kau kuanggap seperti adikku. Lagipula aku tak mempunyai saudara. Yah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & PRINCE JEON
Fanfiction"Dasar prince kuno menyebalkan!!"-rose "Hei si rambut jagung!!"-jungkook