24

2.2K 319 12
                                    

***

Rose dan Jungkook sudah sampai dirumah. Jungkook membantu rose berjalan dengan membopong badan rose. Sebenarnya rose sudah menolak hanya saja jungkook tetap memaksa dengan dalih tak ingin rose terhuyung lagi karena pusing seperti tadi waktu ia berjalan keluar dari kampus menuju parkiran.

Saat sudah didalam rumah, ratu Jeon berpapasang dengan mereka. Ratu Jeon terlihat kaget dan panik melihat kondisi rose. Tampak memar dan luka diwajahnya. Ratu Jeon masih dengan ekspresi paniknya mendekati keduanya. Rose tentu kaget sekaligus panik melihat ratu Jeon, dia berusaha melepas tangan jungkook yabg bertengker dibahunya, tapi jungkook malah mempererat kukungan tangannya.

"Rose kenapa?"

"Kecelakaan kecil diperpus tadi eomma, dia tertimpa buku-buku"

"Ya ampun, apa sudah diobati? Aku akan memanggil dokter keluarga kesini."

"Tidak perlu eomma, rose sudah diperiksa oleh dokter klinik kampus tadi. Dan juga diberi obat."

"Benarkah? Apa masih sakit nak?" ucap ratu Jeon prihatin.

Nak? Rose tentu kaget dengan panggilan ratu Jeon barusan. Sungguh rose tak salah mendengar. Rose hanya tersenyum kikuk menanggapinya.

"Baiklah, biar bibi yang membawamu kekamar." ucap ratu Jeon lagi meraih badan rose.

Tunggu!! Bibi?

"Tidak eomma, biar aku saja." tolak jungkook.

"Sudah, biar eomma saja, kau sebaiknya temui jieun. Dia sedari tadi menunggumu."

"Jieun?" ucap jungkook mengernyit bingung. Rose tentu kaget juga, tapi dia memilih diam seolah tak mendengar percakapan anak dan ibu itu.

"Iya. Dia ada diruang baca. Kau kesanalah, kasian dia lama menunggu."

Jungkook mengangguk, lalu melirik rose sesaat. Dan rose? Gadis itu memilih menundukan wajahnya saat tau jungkook meliriknya. Perlahan jungkook melepas tangannya dari bahu rose. Lalu kemudian ratu Jeon membawa rose menuju kamarnya. Jungkook terdiam sejenak melihat punggung rose dan ibunya yang menjauh lalu kemudian beranjak ke ruang baca menemui jieun.

***

Rose sudah ada dikamarnya, duduk bersandar diranjangnya. Ratu Jeon juga ikut duduk disisi ranjang rose.

"Aku akan menyuruh pelayan membawakan makananmu kesini."

"Tidak perlu bibi, aku bisa keruang makan sebentar."

"Bukan sebentar rose, kau akan meminum obatmu jadi kau harus makan."

"Ah.. Tidak nyonya ra.."

"Ssstt.. Bibi.. Panggil saja bibi nak. Jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi."

Sungguh rose masih kaget dengan semua ini, terasa mendadak. Tapi dia sungguh senang dengan perlakuan ratu Jeon saat ini.

"A..ah.. Maksudku tadi, aku sudah makan dan minum obat tadi diklinik, nanti saat malam lagi baru obatnya diminum bi..bibi.."ucapnya sedikit canggung.

Ratu Jeon mengangguk dan tersenyum lalu meraih tangan rose dan mengelusnya penuh kasih sayang.

"Rose, bibi minta maaf atas sikap buruk dan kasar bibi selama kau disini. Sungguh bibi merasa tidak enak hati padamu nak, kau anaknya dara, ibumu sahabat baik bibi. Ibumu sangat baik pada bibi dulu, tapi bibi malah memperlakukanmu seperti..."

Rose meraih tautan tangannya dengan tangan satunya lagi dan ikut mengelus tangan ratu Jeon.

"Tidak apa-apa bibi, sungguh aku tidak pernah marah atau keberatan dengan itu. Bibi sudah mengajarkanku banyak hal tentang kedisiplinan dan tatakrama selama disini. Aku justru berterimakasih pada bibi."

Me & PRINCE JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang