44

1.4K 235 16
                                    

***

"Jungkook-ssi.. Kenapa kau membentak Rose." seru Jieun tiba-tiba lalu menghampiri keduanya.

Rose dan Jungkook kaget dengan kemunculan tiba-tiba Jieun. Hanya saja Rose lebih kesal pada sikap Jungkook yang berani membentaknya, berbeda dengan Jungkook yang tampak gugup juga kikuk, dengan gerakan cepat ia melepas tangannya dari pundak Rose.

"A..aku hanya bertanya padanya, aku tidak bermaksud membentaknya."

Rose menatap Jungkook yang sepertinya merasa tak enak hati, tapi bukan padanya, melainkan pada Jieun mungkin. Itu menurut Rose. Ingin rasanya Rose tersenyum miris saat ini melihat kelakuan Jungkook.

"Tetap saja kau membentaknya. Dia tamumu Jungkook-ssi, dia anak sahabat ayahmu. Perlakukan dia selayaknya tamu. Jangan bersikap begitu." ucap Jieun lagi seolah membela Rose tapi terdengar seperti sebuah sindiran untuk Rose.

"Ah, tidak perlu diperpanjang nona Jieun. Aku mengerti." Rose bersuara akhirnya, walaupun agak serak karna menahan tangisnya.

"Kau serius Rose? Kau tidak apa-apa? Tolong maafkan sikap Jungkook, aku juga sedikit kaget, dia tidak pernah bersikap sekasar itu pada wanita. Bahkan dia selalu bersikap manis padaku, entah kenapa dia tiba-tiba membentakmu." ujar Jieun lagi.

Ucapan Jieun barusan, seolah ingin menegaskan pada Rose, bahwa Jungkook tak pernah kasar padanya, dan sikap kasarnya hanya untuk Rose. Tentu saja hal itu dilakukannya untuk membuat Rose membenci Jungkook. Dan sepertinya berhasil. Lagi pula Jungkook memilih diam saja, karena pikiran Jungkook juga sedang kacau saat ini. Jika tak ada Jieun, mungkin ia sudah memeluk Rose dan meminta maaf padanya. Tapi tidak, ini bukan waktu yang tepat, ia takut Rose akan kena imbasnya jika ia melakukan hal ceroboh. Tentang minta maaf pada Rose, tentu akan iya lakukan, tapi nanti. Jungkook cukup sadar kalau sikapnya barusan pada Rose sangat keterlaluan.

"Iya tidak apa-apa nona Jieun, eh.. Saya ke kamar dulu. Permisi." ucapnya seraya beranjak pergi meninggalkan dua orang itu.

Jungkook menatap sendu punggung Rose yang mulai menjauh, ia merasa bersalah telah membuat gadis yang dicintainya itu bersedih. Bahkan Jungkook bisa melihat mata Rose yang memerah dan berkaca-kaca tadi.

"Jungkook-ssi." seru Jieun menepuk pundak Jungkook menyadarkan pria itu dari pikirannya.

"Yah?"

"Maaf, aku tadi mencarimu karena tak kunjung menemuiku, dan tak sengaja mendapatimu disini saat kau membentak Rose."

"Tidak apa Jieun-ssi, kau bisa kembali kesana, maaf aku bahkan belum mengganti pakaian ku, aku mencari Rose tadi karena kata pelayan dia belum sampai padahalkan dia pulang lebih dulu dengan Jimin hyung."

Jieun mengangguk.

"Aku akan berganti pakaian dulu. Lalu menyusulmu."

"Iya.. Baiklah."

Jungkook beranjak lebih dulu meninggalkan Jieun yang masih menatapnya pergi.

"Bagus!! Semakin kalian saling membenci satu sama lain, itu semakin menguntungkan bagiku." menolognya seraya tersenyum sinis.

***

Rose tengah berada dikamarnya, setelah makan malam tadi ia memilih berdiam diri dikamarnya. Saat makan malam juga ia tak melihat Jungkook, tapi sesuai dengan obrolan Ratu dan Raja Jeon tadi sebelum makan malam yang tak sengaja didengarnya, ia tau kalau Jungkook sedang mengantar Jieun pulang dan juga akan makan malam bersama diluar.

Dada Rose sesak tiba-tiba, apalagi mengingat perlakuan kasar Jungkook tadi padanya. Dan mendengar penuturan Jieun, membuat Rose berpikir bahwa Jungkook tak benar-benar mencintainya. Tanpa terasa air mata Rose keluar membasahi pipinya.

Me & PRINCE JEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang