***
Bugh..
Jungkook melempar kasar ponselnya ke kasur tempat tidurnya setelah menutup panggilannya pada Rose.
"Sial!" umpatnya kesal.
"Siapa dia? Cih, calon suami katanya, enak saja. Yang benar calon suami Rose itu aku, Jeon Jungkook."
"Rose pernah bilang kalau dia hanya tinggal bersama ayah dan pelayannya, lalu dia siapa? Apa benar calon suaminya? Tapi kenapa Rose tidak pernah cerita? Yang kutau kekasih Rose dulu hanya Jaehyun. Tapi Jaehyun kan sudah bertunangan. Jadi itu tidak mungkin dia."
"Lalu dia siapa? Teman? Teman kampus Rose? Yah mungkin hanya temannya. Tapi, dia mengatakan kalau Rose sedang mandi. Itu berarti dia berada dikamar Rose? Dan teman macam apa yang lancang masuk ke kamar dan juga menjawab telpon temannya?"
"Aaarrgghh.. Aku bisa gila jika terus memikirkannya. Apa begini rasanya berhubungan jarak jauh? Belum sehari aku sudah seperti orang gila saja."
"Ini tidak bisa dibiarkan terus-terusan. Aku akan menyelesaikan masalahku dengan Jieun secepatnya, dan ke Seoul menemui Rose. Yah.. Harus!!! Kalau perlu aku akan langsung melamarnya menjadi istriku."
Jungkook terus bermonolog dikamarnya. Efek Rose memang separah ini baginya. Padahal belum sampai sehari, Jungkook sudah uring-uringan tak jelas. Jungkook sedikit menyesalkan, pertemuan terakhirnya tadi dengan Rose sedikit menyebalkan, karena Rose kesal kepadanya tadi.
***
"Jadi Dad, terakhir mengunjungi Jepang dan mampir kerumahmu?" tanya Rose pada Eunwoo yang duduk berhadapan dengannya.
Mereka duduk disofa panjang depan Televisi ruang keluarga. Berhadapan dengan kaki yang dibiarkan memanjang berlawanan arah. Jangan lupakan es krim yang masing-masing mereka pegang dan nikmati. Begitulah Rose dan Eunwoo dari kecil.
Eunwoo lalu mengangguk seraya memakan es krimnya.
"Jadi kau benar-benar merengek ke Daddy untuk ikut ke Korea?"
Eunwoo mengangguk lagi.
"Kau tau kan, ayah dan ibuku sangat ketat aturan. Jadi aku meminta paman Park yang meminta izin pada mereka, dan ternyata diizinkan."
Eunwoo memang tipe anak manja, dan juga ketat aturan. Berbanding terbalik dengan Rose. Itulah kenapa Rose senang mengganggu atau meledek Eunwoo dulu.
"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"
"Aku mengambil cuti Rose, ayahku yang mengurusnya. Aku sangat merindukan korea. Suasananya, makanannya, dan juga Roseanne bar-bar. Semua itu tidak ada di Jepang."
Rose mendengus kesal.
"Bukankah ada restoran korea disana?"
"Iya, hanya saja berbeda kalau dimakan langsung dikorea."
"Alasan.. Bilang saja kau sangat merindukanku."
"Aku sudah mengatakannya, disana tidak ada gadis bar-bar sepertimu pernah kutemui."
"Berhenti memanggilku gadis bar-bar!" peringat Rose kesal.
"Lalu apa? Tupai? Tukang makan? Musuhnya alpukat? Pasta? Atau apa lagi yah nama julukanmu dulu?"ucap Eunwoo seraya berpikir.
Rose berdecak kesal.
"Terserah kau saya Eunwoo cengeng, tukang nangis, tukang ngaduh, menyebalkan!"
"Tapi tampan!" timpal Eunwoo menaik turunkan alisnya.
Rose hanya mendengus pasrah, malas menggubris lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & PRINCE JEON
Fanfiction"Dasar prince kuno menyebalkan!!"-rose "Hei si rambut jagung!!"-jungkook