aku duduk di kamar ku, sendirian. Sembari melihat lewat jendela, aku berpikir, tidak kah ini terlalu damai, biasanya sih, ada masalah. Sudah beberapa hari ini Biru kw tidak muncul muncul, apa karena aku sering menolak minuman? lagipula cuman minuman, toh hanya air putih. Kalau air nya terbuat dari berlian atau dari buah buah yang mahal sih, boleh aja, aku akan minum tapi dikit.
Aku disini sudah 7 tahun. Sudah masuk SD kelas 2. Rambut ku selalu di kuncir dengan Ibu. terkadang kami berdua berjalan ke taman berdua, jarang ada ayah karena ayah selalu berhenti di toko kue. Dasar ayah.
Seluruh sudut selalu aku perhatikan, sayang tidak ada jalan atau petunjuk untuk keluar dari tempat ini. seandainya ada orang jenius disini, seperti Gill. aku rasa akan cepat selesai. Aku hanya bisa berdegus kesal. Dunia yang persis dengan milik ku, ya hanya beda tata letak lokasi. Tapi mengapa Mentari bisa tahu? Mmm....
Dunia yang di ciptakan untuk kebahagiaan. tidakkah itu yang Mentari ucapkan. Kebahagiaan. apa aku bahagia? Sepertinya aku terlalu menikmatinya.
"Trisha, ayo turun, makan" panggil ibu dari balik pintu.
"Iya, Bu" jawab ku.
Seperti keluarga normal pada umumnya. Keluarga yang lengkap. Ya, walau adik adik ku tidak ada. Ini aneh. Rumah yang biasa ..mm..di dunia nyata yang penuh sampah dan cukup gelap. Disini terang, rapi, bersih, lalu ada ayah dan Ibu yang selalu menyambut dengan hangat. Tapi sangat sepi karena tidak ada adik daik ku, setidaknya Wayhu disini, kurasa dia akan di terima baik juga..hahaha pikiran macam apa ini?
"Trishaaa! Ayah pulang, sini peluk Ayah dulu" seru Ayah yang baru masuk, lihatlah dia baru saja membuka sepatu nya. aku tertawa kecil, "Tentu".
"Etttt...Ayah harus mandi dulu, lihat kau sangat berkeringat" ujar Ibu, menghentikan acara berpelukan kami. Ayah menghela nafas, "Tapi kan bisa setelah berperlukan", Ayah tidak terima, sedikit melirik ke arah ku. dia sungguh ingin pelukan, apa aku berjalan sa-
"Trisha, kau ke ruang makan" ujar Ibu dengan tegas.
"Baik, Bu" jawab ku. maaf ayah.
Beberapa saat kemudian, Ibu dan Ayah datang ke ruang makan. Ayah memeluk ku dengan erat, sesekali menggelitik ku, hampir saja aku menendang meja makan. Ibu menatap kami dengan tajam, tentu Ayah berhenti menggelitik, tapi melanjutkannya di kamar, Ibu juga ikutan menggelitik.
"Trisha sudah besar ya" ujar Ayah menepuk nepuk kepala ku.
"PR mu sudah selesai Trisha?" tanya Ibu.
Aku mengangguk, sambil tersenyum. Untung PR nya masih satu tambah satu, sama buku dongeng, aku bersyukur sekali. kalau udah buku paket tebal mending di simpan di laci dan tidak pernah di buka lagi.
Ibu mengecup kening ku, "Hari mu di sekolah baik baik saja bukan?"
"Tentu" jawab ku.
Ibu memeluk ku dengan erat, "Jika ada yang mencari masalah, bilang ke Ibu, nanti Ibu bantu"
"Iya, Ibu" jawab ku.
"Haaa, SD lalu bentar lagi SMP, lalu SMA, Kuliah dan kerja, Trisha jangan cepat cepat besar, bisa bisa ayah selalu rindu dengan mu" ujar Ayah ikut memeluk ku.
"Iya benar, tumbuhlah perlahan" ujar Ibu, mengelus kepala ku.
Aku tidak menjawab apapun. Dalam hati ku berkata, seandainya bisa. Seakan sudah menjadi rutinitas tidurku disini, ayah dan ibu di samping ku sampai aku tertidur.
"kau tahu ini semua ilusi bukan?"
"Tidak kah kau harus keluar, kau bisa mati jika terus terusan disini"

KAMU SEDANG MEMBACA
Gue ? Antagonis?! ✅
Fantasysaat gue terbangun gue berada di tubuh seseorang, dan orang itu adalah Tiara Von Helder!!! seorang pemeran Antagonis plus cabe cabean dalam Novel yang berjudul "Jatuh Cintalah Padaku! " dan parahnya ending dari Novel tersebut dia di hukum PANCUNG...