Bab 38. pengambilan

2.7K 416 3
                                    

"Kak Gill?" aku berhenti melangkah.

Dia hanya diam di tempat, tetap menatap ku.

Aku yang merasa heran kembali melangkah. Aura aura di jalan ini entah mengapa suram, padahal lampu lampu sudah menyala.

"Kak Gill?" kami saling bertatapan, tidak ada balasan.

Aneh.

"Aku masuk ya?" dengan sopan aku meminta izin. Tapi masih tidak di jawab.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Aku berdehem, meminta Kak Gill untuk menyingkir dari pintu kamar ku. Seakan indra perasa nya sudah tidak ada lagi, Kak Gill tetap di depan.

Seperti patung.

Dengan tenaga yang tersisa, aku mendorong nya sedikit, lalu masuk ke kamar ku. Kak Gill aneh hari ini. Aku mulai menyiapkan diriku untuk tidur.

Zero memanggil ku untuk makan malam, tapi aku tidak berminat dan meminta nya untuk membawakan ku cemilan saja.

Kak Gill yang tadi nya di depan pintu sudah lenyap entah kemana, sangat aneh.

Cemilan yang dibawa Zero cukup banyak, tapi hanya beberapa saja yang masuk ke perutku. Nafsu makan ku hilang sejak plan Dimpuff itu dimulai.

Beberapa hari dari sekarang aku harus rutin melihat kondisi dari tanaman itu, selain itu aku harus memberikan pupuk. Selain pH, aku masih harus memikirkan cahaya matahari, dan suhu apalagi jika memikirkan musim gugur atau musim dingin.

Bagaimana caranya orang bule bisa nanam dengan santai ya?

Setahu ku, mereka memang menanam di musim semi dan panen di musim gugur, tapi bagaimana dengan musim dingin? Rumah kaca bisa saja menyimpan sinar matahari, tentu itu tidak bisa lama.

Memikirkan musim sudah bisa membuat kepala ku pusing, apalagi cuaca, bagaimana jika terjadi badai salju? Pasti akan ada dampak yang terjadi dengan tanaman. Suhu yang menurun secara drastis dapat membuat tanaman membusuk.

Mungkin aku harus bertanya dengan seseorang petani di sini. Aku hanya memiliki pengalaman di iklim tropis bukan di iklim sedang (temperate).

Setelah itu aku harus menyiapkan banyak hal, semoga tidak gagal!

▪▪▪

Saat aku membuka mata, aku melijat Jo dan Robert, kayaknya masih mimpi. tanpa peduli akan pengelihatan ini, aku lanjut tidur.

Ku buka mata lagi, Jo dan Robert masih tidak menghilang, mimpi nya kok lama ya?

"Bangun!"

Reflek aku langsung melempar bantal ke sumber suara yang mirip Robert itu.

Buk...

Bantal ku tepat sasaran, ok, lanjut tidur. Aku menarik selimut, masih bisa belum mau berpisah dari kasur.

"D.I.A.N.A!!!!" teriak seseorang dengan suara Robert.

"HAHAHA, kalian lucu" seseorang dengan suara Jo.

Aku menutup wajahku dengan bantal, tidak berminat mendengar suara itu lebih jauh lagi. Mimpi kok realistis gini?

Seseorang menarik selimutku, aku mencoba mengambil selimut itu, kuraba raba kasur ku.

"Mau berapa lama kau tidur?" seseorang wajah Robert di depan wajahku.

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang