Bab 14

4.3K 645 14
                                        

Hai semuaaaa
Sorry ya sabtu kemarin ngak bisa update, soalnya deadline tugasnya haha gitu deh....

Anyway, i hope you like it
.
.
.

Kamarku, tak terasa kamar ini sangat besar, beberapa boneka juga menghiasi kamar ini dengan dinding yang girly

Tok tok

Suara dari pintu.

"Masuk" ujar ku.

"Hai, mayat berjalan" ujar Kak Gill masih sama dengan sifat menyebalkannya untung bukan sifat psikopatnya yang muncul.

"Ada apa?" tanyaku tanpa basa basi.

Kak Gill tersenyum. Senyuman yang bisa buat gue mati semati matinya gemezzzzz.

"Masih ingat dengan perkataan aku saat di panti waktu itu?"

"Ha?" aku bingung.

"Sudah aku duga, kamu lupa"

Kak Gill kemudian berjalan mendekati ku.

"Jadi, aku memintamu untuk mengajarkan aku sihir" ujar Kak Gill sambil berbisik kepada ku.

Aku terbelalak akan ucapannya,

"Yakin?"

Kak Gill mengangguk " memang nya kenapa? Apa ada yang salah?"

Aku menggeleng, " padahal aku lebih muda daripada Kakak"

Kak Gill terlihat berpikir "Tapi kamu berhasil mengeluarkan sebagian besar sihirmu kan?"

"Kakak juga sama" ujarku.

"Tapi tidak sebaik dirimu"

"i-itu..."

Kak Gill menatapku dengan intens, ini benar benar menakutttkann...

Aku menenguk saliva dengan kasar, dan memanguk "Ta-tapi...

Kak Gill tersenyum.

Kak Gill sudah belajar berpedang, cocok buat dia yang mau bunuh bunuhan.

Tapi buat apa dia ingin belajar menggunakan sihir?

Kak Gill lebih tua dariku, maka tinggal menghitung waktu saja dia akan belajar sihir secara resmi.

Pedang...aku rasa aku juga membutuhkan kemampuan itu.

"Tapi Kakak harus mengajarkanku berpedang, bagaimana?" ujarku

"Baiklah kalau begitu" ujar Kak Gill

Tapi apa nyawa aku akan aman jika aku berlatih dengan psikopat?

Bukannya itu ada bagusnya juga, jika aku berlatih dengan psikopat maka aku bisa bertahan melawan beberapa orang gila yang masih berkeliaran.

"Diana!" teriak seseorang

Aku bersyukur karena itu adalah Apollo. Malaikat kecilku udah datang!

Aku dapat melihat persaingan tatapan mata antara Kak Gill dan Apollo. Sepertinya mereka saling membenci satu sama lain.

Apollo berjalan mendekati ku dan memelukku.

"Kalau begitu aku pergi" ujar Kak Gill, berjalan keluar dari kamarku.

Haaa, untunglah dia nggak lama lama disini.

"Diana~" ujar Apollo.

"Iya?"

"Tadi ngomongin apa?"

Deg

Eh...ayo berpikir otakku, ayo jangan sampai membuat malaikat kecil ini sedih.

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang