Bab 60. Percaya atau tidak?

2.4K 334 9
                                    

Di ruangan yang cukup sempit ini, aku duduk di samping Ruby yang tertidur. Ray dan Claris tidak membuka mulut nya. hawa dingin mulai terasa. Claris menghela nafas nya, uap panas pun keluar dari sana, " Diana, kau yakin?" tanya nya masih ragu akan jawaban ku.

Aku pun berdiri memengang pintu yang membuat aku dan mereka masuk ke ruangan sialan ini. entah sejak kapan Ray di sebelah ku, dia memngang tangan ku, "Apa yang mau kau lakukan?" tanya nya.

Aku tidak menjawab. Cengkraman tangannya semakin keras. Ku coba ayunkan tangan ku untuk lepas dari cengkraman itu, Claris datang meleraikan kami berdua, "Cukup!" katanya. Ray pun melepaskan cengkramannya.

Dasar, net think Ray nggak pernah berubah!

Aku pun memilih untuk duduk lagi, kulihat kalung yang menahan kekuatan ku, apa aku teleportasi aja ya? kurasa itu salah satu jalan nya, daripada aku di sini lama lama.

Aura hitam Ray menggelora, seakan akan menunjukan bahwa Ray marah. Ku pengang kalung ku dengan erat. Ray berjalan dengan cepat kearah ku, menarik tangan ku yang sedang memengang kalung, membuat kalung itu lepas dari leher ku, tanpa basa basi Ray langsung menyeret ku ke pintu yang mungkin ada tubuhku, aku menolak. Aku pun coba berbagai macam cara untuk menghentikan Ray, merasa kesusahan Ray langsung menyerang perut ku. Emerald langsung keluar menyerang Ray. Claris yang melihat hal itu mencoba melerai mereka berdua. Emerald terlihat sangat marah akan Ray, terus menyerang Ray membabi buta.

Aku terus mengeluarkan isi perut ku, masih shock akan serangan Ray. Saat aku mencoba melihat kondisi Emerald yang sedang bertarung melawan Ray, disana Claris seperti membaca sesuatu, wajah Emerald seperti mendapatkan gangguan.

Ini tidak bisa seperti ini lagi!

Aku pun mencoba membayangkan tempat Ruby muncul. Bunyi bunyi bell membuat konsentrasi aku terganggu. Ray berdiri di depan ku, entah ekspresi apa yang dia buat, aku tidak dapat melihat nya lagi karena aura gelap itu. bunyi bell itu juga berhenti, aku pun.

[teleport]

"KYAAAAAAAA!!!!" teriak orang orang yang melihat kami tiba tiba muncul.

Aura hitam Ray mereda.

Aku pun berjalan mencari Emerald. Kulihat Claris berhasil membuat Emerald tak berkutik, dan suara bell yang menganggu tadi rupanya ada di tangan Claris.

Claris yang melihat diriku, menundukkan kepala nya, "Maaf Diana, juka di biarkan seperti ini terus familiar mu bisa membunuh Ray, jadi aku terpaksa melakukan hal ini"

Pikiran ku kacau, apa karena aku membaca pesan itu jadi aku terlalu mencurigai Claris dan Ray. Saat aku melihat situasi Emerald yang mencoba melepas jeratan, dia terlihat terluka, seakan akan jeratan yang di buat Claris itu mencabik cabik kulit nya. aku sekarang memandang Claris seperti musuh dalam selimut.

"Lepaskan" ujar ku.

Claris tampak kaget dengan cepat dia mengubah ekspresi wajahnya menjadi lebih tenang, "Sekarang familiar mu tidak terkendali, takut nya..

"Lepaskan" ujarku menatap datar.

"Tapi, Diana, ah...bagaimana jika familiar mu ku latih, maka dia bisa terkendali" ucap Claris memberi saran.

Terkendali? Apa di kendalikan? Lagipula Emerald keluar karena Ray menyerangku duluan. Emerald sedang marah bukan tidak terkendali, marah. Emerald memiliki emosi, dia mahluk hidup! Bukan boneka.

"Aku bilang lepaskan Claris, kau tuli?" aku sungguh berada di batas kemarahan ku, jika mereka melukai diriku itu tidak apa apa tapi bukan orang yang di dekat ku.

Claris mungkin dengan terpaksa melepaskan Emerald, "kau sangat membutuhkan kemampuan untuk mengendalikan familiar mu" ujar Claris berjalan melewati diriku.

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang