2. bebas?

16.7K 1.4K 64
                                    

"Katanya nothing is impossible, tapi di saat aku bersamanya kenapa perasaan ini selalu mengatakan tidak mungkin "
.
.
.
.

Bocah itu dari tadi diam, ngomong kek apa gitu??? Jangan bikin gue tambah bingung dongggg. Gue juga bingung mau ngomong kek mana. Ya udah lah... Otak gue udah overload.

"Huammmm" tanpa gue mulai menutup mata.

Dingin nya malam itu memasuki tubuh gue, tapi gue merasakan dengan pelahan kehangatan mendekati, gue membuka mata gue sedikit. Rupanya bocah tadi mendekatkan diri nya. Tanpa pikir panjang lagi gue langsung tidur.

Ini dimana lagi?? Udah ya gue nggak suka di becandain kek gini. Gelap amat sih jadi tempat, terang dikit coba.

Perlahan sebuah cahaya putih mulai mengeliling sekeliling dan sekarang gue berada di tempat yang gue nggak tahu lagi.

"Astaga sepertinya aku memiliki tamu"

Gue sontak langsung melihat ke arah sumber suara. Sumpah demi apa, cewe di depan gue cantikk. Senyumannya manis banget.

"apa kamu tidak apa apa?" ujarnya

Aku langsung berdiri "aku tidak apa apa..haha.."

Cewek itu mengusap kepala gue, "Setidaknya dirimu sudah disini"

"Wait?! Apa maksudnya?" ujar gue terus terang.

Cewe itu tersenyum "belum saatnya kita bertemu, tapi jika sudah saatnya aku akan menjadi salah satu teman mu"

"Hah?! Apa mak-"

Gue langsung bangun "Bangs*t!!" teriak gue.

Lagi lagi gue makin bingung, tu cewe siapa? Apa dia bilang tadi? teman? Apaan sih dia kok gabut amat jadi orang. Ahhh pala gue pusingg. Eh tu bocah mana ya? Gue pun memalingkan wajah dan melihat bocah itu ketakutan.

"Lo sini!" dengan nada perintah gue panggil dia.

Dengan sedikit gemetaran bocah itu mendekat ke gue.

"Nama lo siapa?"

Bocah itu tidak menjawab tapi dia hanya melihat gue saja dan menunduk kebawah lagi.

"Haaa.....ini bakal jadi panjang"

Yang gue tahu sekarang dia lagi takut ama gue, hellooo yang bantu lo kabur itu gue ya...bukan iblis okeyyyy.

Ok sekarang mode formal aja ya.

"Ehm ehm, nama kamu siapa?"

"a-aku..tidak bernama.." ujarnya sambil memandang ke arah lain.

Gue lihat tingkah ni orang, dia bohong banget, ckckckck bilang aja lo nggak mau kasih tahu nama lo kan!!! Ya udahlah pasrah gue, sebagai orang yang cantik, baik hati dan rajin menabung. Gue bakal maafin lo. Kalau gitu gue bakal kasih lo nama aja sekalian iya nggak sih.

"hmmm, kalau gitu..lo- eh...maksudnya kamu, aku panggil Apollo gimana?"

Bocah aka Apollo mengangguk. Gue hanya hapal nama dewa dewi yunani jadi ya gue jadi ya..seadanya aja.

"Apollo" ucap nya.

Gue mengangguk "Kamu Apollo, gue- eh..aku Diana, Ok?"

Dia mengangguk juga "Diana" jarinya nunjuk ke gue dan "Apollo" jarinya nunjuk ke dirinya.

Gue melihat ke luar, wah udah cerah aja. Sepertinya gue bakal bawa dia ke desa deh...kasihan soalnya, pakaiannya juga. Gue mencoba tersenyum. Yosh! Aku harus semangat lagi!

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang