Bab 4. Kosong

10.7K 1.1K 15
                                    

Dan hasilnya adalah....

Hasil yang bahkan membuat diriku sendiri terkejut!

Pak Robin berkata dengan terbata bata " A-air, An-angin, Ca-cahaya, dan kegelapan, EMPAT ELEMENT??!"

Aku hanya bisa terbelalak tidak percaya akan mataku ini.

Apa ini efek dari jiwaku dan tubuh Tiara itu sendiri?

Perlahan lahan, cahaya dari bola kristal bukannya memudar tapi makin terang sampai menyilaukan ruangan kami.

"Akhirnya kita bertemu, aku akan menjaga mu " suara dari mahluk yang tidak bisa aku percaya, itu naga?!

Aku terjatuh sakin kagetnya. Hijau, warna naga itu hijau, seperti warna cahaya hutan waktu itu.

Naga itu bercahaya dan membentuk dirinya menjadi gadis yang sepantaran dengan ku.

"Diana!!" ujar gadis naga itu sambil memeluk ku.

Aku hanya bisa terdiam. Aku kaget.

"I-i-ini, kejadian langka, seharusnya untuk familliar dapat di panggil saat di sekolah sihir nanti " ujar Pak Robin.

Gadis naga itu memelukku dengan erat, aku dapat melihat ekspresinya saat memeluk ku, dia bahagia atau bahkan senang, sedangkan aku malah jadi bingung.

Di cerita novel itu, Tiara tidak memiliki familliar walaupun sebanyak apapun Tiara mencoba, dia tidak mendapatkan familliar dan Tiara tidak memiliki sihir lain selain sihir air.

Jadi mahluk di depan aku itu apa?

"Diana?" tanya gadis naga itu.

Aku hanya berdehem.

"Beri aku nama!"

"Apa?"

"Nama!!"

Apa dia beneran ingin menjalin kontrak dengan ku?

"Jika tidak aku akan memakanmu" ujar gadis naga itu diiringi oleh bunyi perut keroncongan.

"Emerald, nama mu Emerald" ucapku tanpa pikir panjang.

Tubuhku dan tubuh gadis naga itu langsung bercahaya dan tangan aku ada simbol yang bergambarkan naga.

Dan itu adalah bukti kalau kontrak sudah terjalin. Sialan!!!!

'Wahai mulutku apa kau tidak bisa berkompromi dengan otak dulu?' Pikir ku sambil memukul mulutku sendiri. Sebal.

Sesaat terjadi sorak sorai, yang bahkan aku nggak tahu kenapa,

"Diana kau kerennnn"

"Kerennn, ada nagaaa"

"aku iri, kau punya banyak sihirr"

Itu adalah ucapan mereka.

Aku harus bagaimana?

"nak Diana panggil pak Robin.

"Aku harap kau bisa masuk ke sekolah sihir Estrella"

Nama sekolah sihir itu yang tidak ingin aku dengar!

Aku hanya bisa berwajah cemberut. Dan pergi dari ruangan itu, aku sedang tidak bisa mengontrol emosi ku, mengapa aku harus selalu mengikuti alur novel?

Aku tidak mau,

Aku tidak mau

Aku tidak mau.

Aku berjalan sambil menangis, aku tahu aku cengeng, tapi siapa juga yang mau menjalani takdir hidup yang diakhiri dengan kematian yang dipaksakan!

Aku ingin hidup lebih lama.

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang