Bab 85 epilog

4K 327 91
                                    

Sejak kejadian Mentari itu sudah 2 minggu, aku masih belum masuk, soalnya libur lebaran. Minggu depan baru masuk.

Tidak ada yang banyak berubah, jika bisa ku bilang, hanya rumah ini sangat ramai, itu saja perbedaannya. Sebenarnya aku sangat kelelahan untuk beberapa hal selama 2 minggu itu, pertama, aku yang kelelahan tertidur selama 4 hari, lalu aku harus membuang benda benda 18+ yang bertebaran di lemari. Sebenarnya benda benda itu sudah di lihat oleh Ibu Rose berserta keluarganya, untung mereka tidak tahu itu barang apa. Aku juga menjelaskan identitasku ke Ibu Rose dan Paman Abel, syukurnya mereka memahami nya dengan cepat, karena Bintang membantu ku. Lalu mempertemukan ayah dan Ibu, jujur ini yang paling susah, kondisi Ibu yang terkena kutukan itu memang mengganggu mental nya, pertama kali bertemu, itu seperti perang, walau aku sering melihat Ibu marah, tapi saat dia melihat ayah. Sepertinya hati ibu masih mengingat ayah.

Dengan bantuan obat, Ibu bisa lebih tenang, dan sudah bisa berbicara dengan Ayah. Rasa bersalah sepertinya menyelimuti hati ayah. Ayah merawat ibu dengan hati terbuka. Wahyu juga tidak terlalu bagaimana dengan Ibu.

Semuanya berjalan dengan baik.

Untuk sihir, rupanya kami masih bisa menggunakannya. Aku masih belum bisa mengeluarkan kekuatan Bulan, itu tidak apa apa.

Sekarang aku di rumah Adam, menyalin materi untuk ketinggalan materi. Sungguh melelahkan. Gill menemani ku, dan kurasa Gill sudah beradaptasi dengan baik di sini, bukan hanya Gill tapi semuanya, paman Abel juga bekerja, Ibu Rose, jangan lupa Ayah juga dengan bantuan Paman Ahmad sih.

Pertemuan ayah dan Paman Ahmad sangat menyeramkan. Aku dilarang menguping pembicaraannya, tapi sihir angin bisa membantu ku mendengarkan, jadi aku tidak menguping di dinding.

Pembicaraan mereka sangat berat.jadi lebih baik kita skip saja.

Lanjut menyalin materi, dari awal Adam menyusun meja ruang tamu dengan rapi, dan mengechek nya berulang kali, jujur ini pertama kalinya aku melihat hal ini dari Adam. Mencurigakan.

"Sebaiknya kau lanjut menyali, Shasha" ujar Gill.

Sial, aku punya bodyguard, padahal ini sangat menarik untuk dicari tahu.

"Shasha.."

"Iya iya, aku salin, jangan bisik di telinga geli, tahu" ujar ku.

Ting tong.

Mendengar bunyi bell itu, Adam merapikan baju nya, apa dia mau ketemu orang penting.

"Sialan Lo Ru!" teriak Adam di pintu.

Biru kecicikan, "Santai aja, nggak perlu kaku kek gitu, di ketawain lo nanti ama murid baru"

"Ah benar juga saran dari orang yang lolos dari kelas kejombloan memang beda sekarang"

"Prrffffffff" aku menahan tawa ku, kelas apaan tu?

"diem lo" ujar Biru tidak minat membicarakannya. Biru berjalan melewati Adam langsung duduk di ruang tamu.

Dari pakaiannya, Biru juga pakai pakaian formal, mereka mau ketemu penjabat apa gimana?

Aku dapat merasakan hawa di belakang ku, Gill menyandar ke diriku, melihat salinan ku sampai mana. Aku dengan cepat menutup nya. tidak boleh ketahuan.

Sebenarnya bahasa di sini dan di dunia sana itu berbeda, tapi entah mengapa, mungkin karena saking jeniusnya, Gill bisa membaca dalam waktu 2 hari, padahal, paman, Ayah dan Ibu Rose aja sekarang masih belajar.

"masih belum selesai bukan, itu baru satu perempat dari lembar kertas kecil ini, dan kita disini sudah 3 jam" bisiknya.

"Kalau pacaran lebih baik di taman aja, jangan di dalam rumah orang" ujar Adam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gue ? Antagonis?! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang