Aku haturkan terimakasih sebanyak banyaknya untuk kalian karena HIL sudah 5K reads! Seperti janji yang aku bilang kemarin aku akan up double part.
Thank you for being here. Happy reading, i love you more than odading!
***
Financial Director Room, Tama Group Building - Soetta, East Bandung
"Ra, kita ketemu, yuk? Ada yang mau aku omongin sama kamu." ucap Brian diseberang telepon.
Kening Sera berkerut berikut bibir yang menyungging heran. "Tumben kaya gini? Biasanya kalau mau ngomong, tinggal ngomong."
"Nanti pas ketemu, ya. Aku juga udah kangen soalnya."
Dasar! Sera balas perkataan Brian dengan kekehan kecil tapi beberapa detik kemudian dia berhenti sebab yang diujung telepon tetap diam. Biasanya dia akan ikut tertawa juga, tapi nyatanya sekarang tidak. Kalau begini pria itu pasti sedang apa-apa atau ada maunya.
"Ini lagi mode serius, ya? Kok gue jadi was was, sih? Jangan macem-macem dong, Bri."
"Pokoknya nanti kita ketemu dulu, ya. Aku sayang kamu."
Tuh, kan! Ini pasti ada apa-apa. Sepertinya ada hal yang tak biasa. Brian adalah tipe orang to the point dan akan langsung bicara tanpa perlu bertemu terlebih dahulu.
"Okay, see you. Aku juga sayang kamu." akhirnya hanya itu yang bisa Sera katakan.
Sambungan kemudian terputus begitu Brian berkata 'oke'. Sera jadi menerka-nerka apa yang akan dibicarakan Brian padanya. Tapi rasa penasaran itu ia kepinggirkan dulu karena harus melanjutkan kerja.
Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung
Jam delapan malam Sera baru saja sampai dirumah. Pertemuannya dengan Brian tadi begitu mengejutkan. Ia tersentak. Utara yang dikeluar mulut sepergaulan Chandra itu betulan membuat dirinya berakhir kesal dan tak bisa berkata apa-apa. Membuatnya jadi haus terus. Kalau mengingat rentetan kalimat itu rasanya ingin mati saja.
Sera bawa langkahnya menuju dapur. Saat belok kanan kearah ruang makan, ia sedikit terkejut, ada Sehun disana. Duduk sambil memejamkan mata. Entah apa yang sedang dilakukannya di ruang gelap hanya dengan cahaya lilin, padahal sekarang sedang tidak mati lampu.
Sera lebih memilih untuk mengabaikan kehadirannya. Sebab, terlalu malas untuk berhadapan dengan manusia aneh macam Sehun.
Setelah beberapa bulan menetap bersama, Sera menganggap Sehun terlalu abstrak dan kadang sulit ditebak. Apalagi akhir-akhir ini semenjak ia pulang dari Jerman dan ketika dia tahu bahwa Sera selalu kena teror. Yang justru menurutnya sendiri tak terlalu penting untuk digubris meski membuat penasaran tapi malah terus Sehun tanyakan.
Dan termasuk yang sedang dilakukan pria itu sekarang, membuat Sera jadi menambahkan daftar keanehan suami sahnya.
"Mau sampai kapan lo sembunyiin soal itu dari gue." Sehun angkat bicara.
Berkat ucapan tadi Sera jadi diam ditempat, didepan lemari pendingin, dibelakang Sehun. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Kadang Sera begitu heran, kenapa orang didepannya ini selalu mengungkit masalah yang sebenarnya tak perlu ikut dia pusingkan. Sera tak pernah minta padanya untuk dibantu atau bahkan sekedar ditanya.
"Gue ga butuh peran lo untuk mengurusi hal pribadi gue." lambe Sera datar sambil membuka kulkas. Suhu dingin langsung menerpa kulit Sera yang masih berbalut kemeja dan blazer.
![](https://img.wattpad.com/cover/245179699-288-k999455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...