Hantu Bertamu

483 144 59
                                        

Ini bisa jadi part horror-nya urusan rumah tangga. Tapi baru permulaan, belum sampai adegan klimaks. Baru setitik menuju hingar bingar dan hiruk pikuk kehidupan. Enjoy reading, jangan bosen aku pintain vote dan komen ya karena aku jugu ga bosen hehe. Sayang kalian semua pokoknya.

Love you.

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Pagi ini Sera bangun agak siang karena hari minggu telah tiba. Sudah lelah karena kerjaan di kantor, anehnya ia tak mau sewa ART untuk membantu kerjaan di rumah. Memang tak masuk akal jika lihat bagaimana kayanya Sera, Sehun, apalagi keelitan keluarga Adimasta dan Haditama.

Namun nyatanya Sera sudah biasa hidup mandiri dari SMA karena tinggal diatap apartemen bukan rumah utamanya. Mengurusi pekerjaan rumah adalah hal kecil. Apalagi Mira tidak pernah sekalipun membantu membersihkan apartemen meskipun sedang menginap ditempatnya.

Dulu Mira tak pernah setuju jika Sera hidup terpisah dari keluarga, maka ia ingin memberi pelajaran pada si bungsu agar kapok dan jadi tak sudi tinggal sendiri. Entah ini bisa dikatakan berkah atau ketidak beruntungan, yang terjadi malah sebaliknya. Cucu yang dulunya manja pada Haditama justru dengan senang hati mengerjakan semua.

Tapi jangan bayangkan Sera yang sedang memegang sapu atau penyedot debu dan alat pel biasa maupun spons cuci piring. Sudah barang tentu urusan bersih-bersih itu dikerjakan mesin teknologi tinggi dimana dirinya tinggal menunggu selesai. Penyedot debu yang berjalan sendiri, mesin cuci piring otomatis, dan mesin cuci satu kali putaran membuat dirinya tinggal duduk manis menunggu bersih dan kering.

Dengan kata lain ia hanya melakukan sedikit pekerjaan: mengelap furniture, menjemur serta menyetrika pakaian, dan mengepel lantai meskipun tak perlu repot gosok-gosok marmer karena alat yang berputar dan membersihkan sendiri. Dirinya hanya perlu berjalan menuntun alat itu. Hitung hitung olahraga katanya karena ia jarang sekali ke gym atau sekedar jogging keliling-keliling.

Rumah dua lantai itu Sera bersihkan kecuali taman dan kolam berenang. Ya masa dirinya harus membersihkan itu juga? Dia tak sebudak itu. Mana mungkin dan mana sudi. Lagian Sera pernah lihat tukang kebun yang hanya datang ke rumahnya ketika Sehun minta.

Bicara soal Sehun, pria itu sudah tak ada sejak Sera bangun dari tidur. Sera kira sekarang rumah tangganya perlahan membaik karena kelakuan Sehun yang juga sedikit membaik. Tapi hipotesa itu harus ia hempas jauh jauh sampai ke tata surya lain karena secara empiris pria itu semakin parah.

Alasan kuat yang mendasari praduganya adalah penemuan barang yang bukan miliknya atau Sehun selama seminggu ini. Misal, masa iya Sehun pakai anting pernak-pernik? Masa iya lelaki itu pakai bross bunga? Masa iya dia punya ikat rambut wanita? Masa iya suaminya pakai lipstick? Sehun ga mungkin jadi transgender kan? Atau punya orientasi seksual lain? Rasanya tidak, karena saat medical check-up pra-nikah hasilnya normal-normal saja.

Semua barang yang ia temukan sudah dapat divalidasi bahwa itu bukan miliknya sama sekali. Pertama Sera jarang pakai anting, apalagi anting hiasan macam anak-anak gaul baru gede. Kedua, dirinya tak pernah pakai bross berbentuk binatang. Ketiga, ia tak punya ikat rambut dengan hiasan strawberry berwarna merah muda. Keempat, dia tak punya lipstick merek lokal dengan warna yang sangat mencolok mata. Merah cabai. Pedas.

Ada hantu yang bertamu ke rumah rupanya. Seperti barusan, ketika ia sedang merapikan sofa ruang tamu ada beberapa helai rambut rontok yang lebih pendek dari miliknya. Ditambah lagi terselip sapu tangan merah muda bertuliskan Gisel Ayunindya Savira. Oh dia hantunya. Seram juga ternyata. Wanita itu memang benar-benar hantu nyata yang senang gentayangan dimana-mana termasuk rumah tangganya.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang