Hola HILERS! Terimakasih untuk 10K readsnya dan kalian yang selalu antusias dan support cerita ini dengan vote dan commentnya. Untuk yang masih malu-malu untuk vote comment, yuk gabung meramaikan hehe. Sekali lagi terimakasih, salam hangat dari aku dan pemeran-pemeran HIL. Love You!
***
Unit 525, Panorama Land Flat - Auckland Central, Auckland, New Zealand
"Lo serius kita bakal ke Wellington?"
Sehun hanya berdeham sambil memainkan ponselnya. Pria itu sedang berbaring di ranjang milik pribadi. Mereka masih ada di flat yang terkesan minimalis namun tetap saja mewah.
"Dari sini ke sana itu lumayan jauhnya."
"Cuma delapan sampe sembilan jam, Ra. Deket. Ga berhari-hari." balas Sehun tanpa mengalihkan atensi.
"Jalanan Indonesia sama disini tuh beda. Gue ga mau. Lagi pula males duduk di mobil lama-lama." keluh Sera lagi dengan berbagai alasan.
Sungguh, ia tak mau ke Wellington sekarang. Brian masih suka tiba-tiba datang kesana. Dan Sera belum mau bertemu sepupunya itu. Sejak sebelum kejadian parah menimpa dirinya kemarin. Jagoannya menghilang entah kemana.
"Mau nge-flight?" tanya Sehun santai.
Gadis yang ditawari jadi menghembuskan nafas kasar. Ia sebal karena Sehun terlalu menggampangkan sesuatu. "Emang kenapa mesti ke flat gue, sih?"
"Lo ga butuh baju?"
"Ck! Suruh siapa lo ajak gue diem disini sampe seminggu." jawab Sera sambil mendelik.
"Apa harus kita bahas lagi?" Sehun diam sejenak lalu menyimpan ponsel asal. "Yaudah, lo beli beberapa. Kita ke Wellington akhiran aja." lanjutnya seperti nada mengalah.
"Maksud lo?" pertanyaan Sera keluar bersama kerutan dahi. Apalagi yang sedang direncanakan pria itu?
Yang ditanya beralih menatap Sera. Retinanya terpaku pada iris coklat yang menyiratkan banyak makna.
Rainbow's End - Manukau, Auckland, New Zealand
"Kenapa ngajak gue kesini?" protes Sera layangkan ketika Sehun menginjak rem mobil di tempat parkir salah satu amusement park terkenal di New Zealand.
"Gue dan lo butuh melepas penat. Butuh teriak."
"Gue ga butuh." balas Sera segera. Sok tahu sekali si suami, pikirnya.
Sorot pria itu tersimpan di ekor matanya. Menilik raut wajah sang istri sembunyi-sembunyi. "Yakin?"
Sera diam. Penglihatannya beralih pada kaca jendela, memandang deretan mobil dan orang-orang diluar yang tak begitu ramai.
"Kalau lo mau ke sini, pergi sama cewek ular aja nanti." ucap Sera akhirnya.
Sontak tilikan mata diam-diam itu beralih menjadi kentara. Menoleh penuh pada Sera. "Cewek ular?"
"Cewek lo, lah! Siapa lagi." cibir Sera keras masih betah dengan objek matanya.
Mendengar penuturan itu Sehun jadi tertawa kecil. Berbanding terbalik dengan Sera yang justru merasa heran. Karena biasanya manusia bucin itu akan naik darah atau minimal sinis ketika si pujaan hati dikatai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...