Manusia Aneh

305 55 161
                                        

Selamat datang di HIL, selamat berbelanja. Eh salah, selamat membaca, memvoting, dan berkomentar maksudnya. Hehe.

***

Santo Borromeus Hospital - Ir. H. Djuanda, North Bandung

"Gimana keadaan kamu?" tanya Sera yang baru saja pulang dari kantor.

"Little bit better." lapor Brian dengan suara lemah.

Sera tersenyum. Mencoba terlihat lebih ceria meski lelahnya begitu jelas, mata sembab dengan kantung menghitam, bibir sedikit kering, dan wajah agak pucat. Gadis itu kelelahan.

"Kamu sakit?" tanya Brian sambil meraih telapak Sera yang dekat dengan miliknya.

"Engga.. cuma capek aja. Kamu udah makan dan minum obat, kan?"

"Hmm.."

"Mau aku kupasin buah?"

"Boleh." Brian menjeda kalimatnya selagi Sera mengambil pisau dan apel yang ada di nakas. "Raranya Brian kenapa makin kurus?"

"Nungguin kamu bangun, lama banget. Jadi tenaga aku ke kuras buat nangis terus."

Brian terkekeh. "Maaf, ya. Janji ga akan bikin kesayangan aku nangis lagi sampe dagingnya digrogotin kaya gini."

Keduanya jadi tertawa. Hampir dua bulan tak ada komunikasi, mereka merindu satu sama lain. Panggilan yang digunakan juga jadi berubah sepenuhnya. Mode Aku-Kamu membuat mereka baikan sebab kejadian-kejadian yang lalu.

Tanpa disadari, dibalik pintu ruang inap, ada satu orang yang memperhatikan mereka dengan seksama. Suasana dua manusia itu terlihat hangat dimatanya. Ia tersenyum tipis melihat itu semua.

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Pagi ini Sehun bangun lebih awal. Ia tiba-tiba ingin membuat bekal makan siang. Bukan hanya untuk dirinya tapi juga sang istri, Serayunika Haditama. Dibantu bi Nuning, Sehun begitu fokus membuat bento. Kemampuan memasaknya meningkat secara signifikan dari beberapa bulan lalu. Berkat siapa lagi kalau bukan berkat si istri, karena gadis itu hidupnya jadi serba tiba-tiba.

"Bi, tolong masukin ke kotak. Saya mau bangunin Sera dulu."

Nuning mengiyakan dan langsung mengambil alih pekerjaan. Ini kali pertamanya ia melihat sang majikan membuat dan membawa bekal sendiri, dua porsi sekaligus lagi. Nuning bahkan harus datang lebih pagi dari biasanya ia bekerja.

---

Tanpa mengetuk pintu kamar, Sehun masuk begitu saja. Gadis yang hampir sembilan bulan berstatus sebagai istrinya itu masih terlelap.

"Ra, bangun." pinta Sehun yang sudah duduk ditepi kasur.

Tak dapat jawaban, Sehun panggil lagi nama sang istri sambil menepuk pelan lengannya. "Ngantor nggak?"

Bukan menjawab, Sera hanya menggeliat diatas kasur dan mengerang. Menarik lebih tinggi selimut yang membalut tubuhnya. Pagi ini memang lebih dingin dari kemarin.

Sehun menarik ujung bibir keatas. Kalau sedang begini, gadis itu tak ada galak-galaknya. Lucu. Ia jadi tiba-tiba gemas sendiri.

"C'mon Sera, it's time to wake up." katanya lagi sambil mengusak lembut rambut atas Sera.

Karena dengan perkataan saja tak berhasil membuat si gadis bangun. Ia inisiatif untuk menjahili.

Sehun menarik-narik bagian bawah mata istrinya supaya terbuka berikut pipi yang ikut dicubit gemas. Tentu saja yang berbaring jadi terusik.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang