Hola HILERS! Jumpa lagi bersama aku disini. Terimakasih sudah klik cerita ini. Semoga kalian suka, jangan lupa vote dan komen, yuk. Selamat membaca!
***
The South Lake Taupo - Puwaka, Omari, New Zealand
Sehun bilang ini hari terakhir mereka di Pukawa dan ia ingin mengambil kesempatan untuk memancing di danau Taupo. Sera sempat melongo ketika Sehun tiba-tiba mengeluarkan alat pancingnya dari bagasi mobil. Entah sejak kapan pria itu punya hobi memancing. Setahunya dia adalah manusia kaku yang suka kerja dan hanya olahraga di akhir pekan bersama rekan kerja. Ternyata tidak.
"Duduk sini." suruh Sehun setelah menyimpan kursi.
"Lo suka mancing?"
"Ga terlalu sering."
"Selama delapan bulan terakhir juga?"
Sehun mengangguk.
Owh.. ada lagi hal baru yang ia ketahui soal suaminya.
Mulai dari sana tak ada kata yang keluar dari mulut mereka. Sehun sibuk memperhatikan alat pancingnya. Menanti alat bergerak karena artinya ikan datang memakan umpan. Sedangkan Sera hanya memandang hampa danau didepannya.
Merasa bosan, akhirnya Sera putuskan untuk berjalan-jalan disekitar. Membiarkan Sehun bersama dengan alat pancing, danau, dan ikan trout yang akan ditangkapnya.
Sepuluh menit kemudian Sera memutuskan untuk kembali. Dari jarak yang tak terlalu jauh ia melihat Sehun sedang melamun. Tatapannya begitu kosong. Ia putuskan memberi pria itu waktu lebih untuk sendirian.
Sera berdiri selama sepuluh menit disana. Memperhatikan sang suami yang bersikap tidak seperti hari kemarin.
Sadar bahwa sudah meninggalkan Sehun cukup lama. Ia langkahkan tungkai mendekati pria yang katanya ingin memancing, namun nyatanya hanya melamun. Sebab alat pancing itu sempat bergerak, tapi Sehun biarkan.
Saat Sera datang, Sehun membenarkan posisi duduk dan kembali fokus pada kegiatannya.
Tak ada percakapan yang terbangun setelah Sera kembali.
"Lo.. baik-baik aja?"
Pria yang ditanya lantas menoleh pada Sera. Tapi segera ia tundukkan wajah dalam dalam dan membasahi bibir. Jujur saja, pertanyaan itu sudah lama tak masuk ke telinganya. Ia bahkan tak ingat kapan terakhir kali ditanya hal sesederhana ini.
Oreti Village Restaurant & Bar - Pukawa, Omori,- New Zealand
Bukan tanpa alasan mengapa satu minggu ini Sehun berencana menghabiskan waktu di New Zealand. Bahkan pria itu benar-benar libur bekerja dan rehat dari rutinitasnya. Jiwa workaholic miliknya sama sekali tak terlihat. Seperti hilang begitu saja diterpa angin atau ditelan bumi.
Pria dengan banyak jabatan itu lebih sering berleha-leha. Pergi kesana kemari. Tentu saja paksaan Sehun dan perdebatan Sera selalu hadir di dalamnya. Hari-hari, mereka selalu bersama.
Bahkan cara bersenang-senangnya pun jauh dari perkiraan Sera. Suami sahnya itu terlihat jadi lebih manusiawi. Sebab, selama ini Sera selalu menyangka jika Sehun kaku, layaknya robot yang melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang sudah diprogram.
Sehun juga jadi terlihat lebih sering tersenyum sumringah dan tertawa. Tawa yang benar-benar lepas dan ringan tanpa beban kecuali kemarin pagi.
Dini malam ini, Sehun sedang sendirian di bar resort. Suasana disana begitu sepi. Pelanggan-pelangan sebelumnya baru saja pergi lima menit yang lalu. Vodka yang sedari tadi diteguk tak membuatnya mabuk. Ia memang kuat minum, tapi ayolah.. ini sudah hampir dua botol dan dia sama sekali belum melayang hingga melupakan masalahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...