Entah

293 24 10
                                        

Mengawali minggu pertama tahun 2023 dengan serangkaian hidup Sera dan Sehun. Terimakasih untuk yang selalu menunggu dan baca cerita ini meski update ya suka lama. One thing that you've to know is I really love you, guys!

***
Sore Cafe - Dago Pakar, North Bandung

Sudah lama Sera tak quality time dengan para anak alay. Belakangan mereka super sibuk dengan dunia masing-masing. Krystal dengan kehamilan anak pertama sama seperti dirinya, Kaila yang beberapa kali harus terbang ke luar negeri untuk catwalk diatas runaway dan pemotretan tiada henti, serta Joan yang beberapa bulan ini pulang ke kampung halaman di Palembang sebab sang ibu sedang sakit parah.

Sore ini mereka akhirnya bisa bertemu dan berkumpul lagi. Ah, termasuk Banyu. Jangan lupakan pria itu yang suka ikut nimbrung geng mereka.

"Gak nyangka juga gue, lo beneran hamil anak Sehun." Joan melempar isi hati yang ia tahan selama di kota pempek itu. Ada haru disorot mata wanita yang katanya punya gebetan baru.

"Kalau inget waktu dulu, rasanya pengen gue tendang burungnya dia!" timpal Banyu meluapkan kesalnya ketika melihat lagi bayangan masa lalu yang rumit dan kelam dimatanya. Sebagai saudara sepupu laki-laki yang baik dan ingin berjasa, Banyu kerap kali melayangkan tinju dari tangan dan mulut tipisnya (alias cibir, sindir, dan kecaman) pada suami sah Sera yang sialnya adalah sahabat dia sendiri.

"Kalau dulu burung si bang Sehun lo tendang, gak akan jadi tuh buntelan di perut!" balas Kaila sambil memainkan sedotan digelas ice americano miliknya.

Banyu hanya menyeringai setelah mendengar perkataan tadi. Iya juga, sih, pikir pria itu.

"Tapi sekarang kalian baik-baik aja, kan?" Krystal memang selalu menanyakan hal yang sama ketika berkontak mata dengan Sera disetiap pertemuan mereka atau dibalik layar handphone.

Sera membuang nafas pelan kemudian tersenyum tipis sambil memangku dagu di meja. "Yeah, no? Sure, not really." setelah kalimatnya Sera terkekeh pelan.

"Apalagi, sih? Perasaan hidup lo gak kelar mulu."

"What a life." Sera mengangkat bahu sebelum meminum hot green tea latte lalu berucap kembali. "No, no, no. We're fine. As i said before i start like him? Tapi gue gak yakin yakin banget."

"Ra, cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu. Just take your time buat tau bener-bener isi hati lo."

"Yes ma'am." jawaban singkat Sera menghantarkan sejenak kesunyian di kursi tempat duduk mereka.

Ada yang lanjut makan, minum, dan sibuk touch up, siap lagi kalau bukan Kaila si bintang runaway. Sementara Sera merogoh tas untuk mengambil ponsel. Membuka galeri dan mencari sebuah foto untuk dia tanyakan pada sahabat suaminya.

"Lo tau dia?" Sera memperlihatkan satu foto lama. Ada dua laki-laki dan satu perempuan disana.

"Tau. Bang Sehan, kan?" dengan polos Banyu menjawab. Tapi air muka pria itu tak bisa membohongi Sera. Ada sekelebat terkejut yang nampak meski hanya sebentar.

Sera memutar bola mata sebal. "Menurut lo gue gak tau kakak ipar gue yang mana?" sarkastik yang tentu saja malas Sera katakan untuk menanggapi omongan Banyu.

"Siapa?" timpal Kaila yang duduk di sebelah Banyu. Wanita itu mendongkak untuk melihat layar ponsel Sera.

Sera tak menggubris pertanyaan Kaila. Saat ini dia masih terus memandang dan menunggu jawaban si saudara sepupu.

Terimakasih kepada Rose yang selalu membatu dan memberikan info terkait suaminya tanpa diminta. Wanita yang ada difoto itu berkaitan erat dengan suami dan kakak iparnya. Awal Sera ingin minta Rose menggali soal ini tapi ia tahan. Ia ingin cerita dari pihak lain. Meski Rose dipastikan akan tetap mencari dan mendalami 'kasus' di 'projek' mereka.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang