Hola HILERS sayang! Ada yang kangen sama cerita ini? Maaf aku molor untuk publish part ini karena masih mempertimbangkan beberapa scenenya hehe. Okay, without further ado, let's get to the story!
***
Tama Group Building - Soetta Road, Eart Bandung
"Okay, Mas. Sampai ketemu nanti malem, ya." senyum terpatri diwajah cantik Sera yang belakangan kelihatan lebih tirus.
Setelah menutup telepon dan menyimpan ponselnya, Sera kembali mengecek lembar-lembar laporan. Tahun ini keuangan Tama Group sedikit merosot karena insiden pencurian ide dan isu soal bocornya database yang lalu.
Sedang berkutat dengan dokumen emitennya, diluar terdengar suara orang yang teriak-teriak tak jelas. Merasa terganggu, Sera putuskan untuk menghubungi meja resepsionis ruangannya dan bertanya pada Vira apa yang sedang terjadi.
Seperti biasa. Pembuat onar kantor orang datang. Siapa lagi kalau bukan Gisel Ayunindya Savira. Tak mau buat pusing, Sera langsung meminta Vira untuk menyuruh wanita itu masuk ke ruangannya.
"Anjing lo!"
Sedatangnya wanita itu mendobrak pintu, makian keluar dari mulut sambil melangkah lebar mendekati Sera.
Sera sudah tahu alasan dibalik sikap Gisel sekarang. Wanita yang satu tahun lebih muda darinya itu terlihat murka. Wajah garang terpatri karena kemarahan. Sementara Gisel mendatanginya, Sera masih santai duduk sambil melipat kedua tangan diatas perut dan bersandar pada punggung kursi. Melihat lurus pada Gisel tanpa ekspresi.
"Lo emang beneran setan!" Gisel menggebrak meja kerja. "Acara gue diberhentiin, gue dipecat. Gue didepak dari Indomediator. Gue dicoret dari kartu keluarga." kalimatnya terjeda sebentar. "Ini pasti perbuatan lo, anjing! Ngaku!"
Luapan kesal dan marah itu bergema di ruang Direktur Keuangan Tama Group.
Selagi duduk dikursi kebesaran, Sera menyeringai kecil. "So, what? Have a problem? I told you before, you have to pay."
"Bangsat!" baru saja Gisel akan menerjang Sera, wanita yang selalu berbalut pakaian karir itu mengadahkan tangannya kedepan. Satu jari telunjuknya mengacung.
"Ssstsss.. don't say that, don't do a stupid thing. It ain't good for your baby."
"Lagi pula lo sendiri yang duluan kurang ajar." ucap Sera santai.
"You sent something to my parents. It wasn't a good decision you ever made." lanjutnya.
Iya, bukan tanpa alasan Sera melakukan itu semua. Asap tak akan muncul jika tak ada api, kan? Sera membiarkan Gisel menikmati asap kebakaran yang ia buat sendiri.
Sera tak pernah suka jika harga dirinya luka sedikitpun. Apalagi kalau keluarganya dibawa-bawa. Jangankan diinjak atau tergores, disentuh sedikit saja dia akan langsung putar otak dan pasang badan orang lain untuk memusnahkan orang itu.
Gisel menghirup oksigen kelewat rakus. "I swear, you're fucking crazy! I just told them the fact."
Sera tertawa keras kali ini. "You're so salty, little ma'am. (Lo lucu, nyonya kecil.)"
"Tenang... it was nothing. Gue udah bilang, if you do more i'll do more than you did, more than you expected."
"Cewek gila!"
Sera tersenyum miring meremehkan. Wanita didepannya masih 'anak-anak'. Bukan sesuatu yang harus dijadikan kekhawatiran. Bukan pula tandingan yang sepadan. Untuk Sera, Gisel hanyalah setitik nila yang mampu ia hilangkan nodanya dengan mudah. Meski terkadang ada kemarahan yang menerjang hatinya. Ada kesal yang tak terbendung akibat tingkah tak tahu malu wanita itu. Ada cacian tak perlu yang keluar dari mulutnya. Hingga ada pula tindakan serius yang Sera ambil untuk membasmi hama rumah tangganya karena sudah kelewatan seperti kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...