Nightmare

443 68 172
                                    

Hola HILERS! Kepada kalian terimakasih sudah support. Yang masih diam-diam yuk ikut aktif vote dan komen, kita seru-seruan hehe. Sekali lagi terimakasih ya, aku cinta Sehun eh salah HILERS maksudnya hihi.

***

Sehun's Rooftop Apartment - Gedebage, East Bandung

Kalau bukan karena paksaan Sehun, sore ini Sera tak akan ada di rooftop. Dengan setelan baju tidur dan jaket tebal, gadis itu berdiri disamping suaminya. Kedua tangan ia masukkan kedalam saku supaya hangat. Memandang lurus pada view kota Bandung yang mulai menggelap dari atas gedung. Oranye sinar matahari membuat warna langit menjadi terlihat sama. Belum lagi lampu-lampu gedung yang mulai menyala. Indah.

Hembusan angin sore di atap apartemen cukup kencang. Hingga rambut bergerak bebas menutupi wajah Sera. Badan juga terasa menggigil karena udara. Mungkin karena kondisinya yang sedang tidak fit. Sebab, Sehun terlihat biasa saja meski hanya menggunakan kaos hitam.

Belum ada percakapan sejak mereka sampai 20 menit lalu. Mereka --ralat, tapi Sehun-- terlalu menikmati pemandangan yang tertangkap oleh matanya. Sedang yang sakit tak terlalu merasakan itu, karena fokusnya menjadi terbagi dengan pening di kepala dan terpaan angin ke tubuhnya.

"Gue mau tanya sesuatu, boleh?" Sehun memecah keheningan ditengah suara angin.

Sera mengarahkan pandangannya ke kanan. "Apa?"

"Kenapa lo nerima perjodohan Eyang dan Aba?"

Sera membasahi bibirnya yang kering. Bukan karena takut menjawab ataupun gugup. Ia hanya tak tahu harus mengatakan apa. Sebab, ia sendiri pun tak tahu tentang alasan pastinya.

"I love money?" jawaban Sera terdengar seperti nada bertanya.

"Really?"

"Salah satunya. Mungkin?" sambil mengeratkan jaketnya Sera lipat tangannya memeluk diri sendiri.

"Bukannya menikah dengan Brian atau Chandra juga bisa buat lo menjadi lebih kaya?"

Senyum Sera terbit seiring matahari terbenam. "Gue ga mungkin menikah sama Brian."

"Berarti kemungkinan sama Chandra bisa?" Sehun menoleh pada sang istri dengan tatapan datar yang tak bisa Sera artikan maksudnya.

Gadis itu otomatis mendelik, tak suka pertanyaan lanjutan itu. "Menurut lo gue tipe cewek yang suka nusuk dari belakang?"

"Kenapa?"

"Apanya?"

"Lo ga bodoh untuk sekedar paham apa maksud gue, kan?"

"Lo seriusan mau bahas ini?"

Sehun mengangkat bahunya. Lagi, mereka berbincang dengan saling melempar pertanyaan. Seolah tak ada satupun yang berniat untuk menjelaskan atau sekedar menjawab dengan benar.

"Lo itu kepo, kurang kerjaan, pura-pura ga tau, atau emang bego beneran?"

Kening Sehun jadi berkerut. Apa yang salah dengan pertanyaannya? Ia hanya ingin tahu saja. Lagi pula sejauh yang ia tahu Sera dan Brian atau Chandra memang dekat satu sama lain.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang