He's Trying to Comeback

489 145 78
                                    

Haihai everybodih! Yuk jangan lupa vote dan komen disetiap line. Happy reading, darling!

***

Swimming Pool Area, Swiss-Belresort Dago Haritage - Dago, North Bandung

"Finished talk?" Suara berat menginterupsi perbincangan Sera dan Gifar.

Chandra tiba-tiba datang dan sudah ada disebelah kursi Sera. "Kamu dicariin yang lain, Ra." Kata Chandra menginformasi.

Gifar yang sedang serius berbincang memandang tak suka kearah Chandra karena merasa terganggu. "Gue belum selesai bicara sama dia." Ujarnya sinis. Mata sipitnya yang sudah terlihat judes semakin tak terlihat.

"So? Is that my problem?." Ucap Chandra dengan nada mengejek.

Sejak dulu Chandra memang tak suka pada Gifar. Obsesi lelaki dihadapannya pada Sera terlalu jelas membuat ia jengah, muak, dan jijik. Segala bentuk rasa benci selalu ditorehkan olehnya. Dari jaman Sera kuliah strata satu, Gifar selalu membuatnya gusar. Kelakuan lelaki itu dianggap brengsek dan bejat. Jangan diceritakan detailnya, karena bukan hanya Chandra yang akan mengamuk. Brian, Banyu, Krystal, Joan, dan Kaila juga bisa-bisa membumi hanguskan lelaki itu dengan sekali hentakan.

Sera mendongak kearah Chandra, "Ga papa, Chan. Aku sebentar lagi selesai kok."

Chandra menghembuskan nafasnya, merasa dongkol dan kesal dengan Sera yang masih saja mau meladeni bocah tengil didepannya. "Udah sana, ga papa kok. Santai." Sera berkata sambil mendorong pelan Chandra untuk pergi dari tempatnya.

Sedang Chandra yang khawatir, Gifar malah melihatnya dengan raut meledek seolah menang pembelaan Sera. Tapi bukan Gifar namanya kalau dia tak menuang sepercik bensin pada api, "Lo ga denger kata Sera?" Serunya dengan angkuh. Ia merasa ada celah untuk menantang. Hal itu membuat Chandra mengeraskan rahangnya.

"Kalau dia kurang ajar sama kamu tendang aja burungnya." Pesan Chandra menghiraukan perkataan Gifar sebelum beranjak dari sana.

Chandra pergi kearah lain namun tetap bisa menjangkau Sera. Jaga-jaga kalau gadis itu nanti di apa-apa kan oleh makluk astral macam Gifar. Jika saja membunuh orang tidak dipidana, Chandra sudah cekik leher Gifar dari lama. Jika saja menonjok orang adalah kebebasan berekspresi, dengan gemas Chandra akan mewarnai wajah sok innocent Gifar yang keterlaluan dengan warna biru, ungu, dan hijau.

"So, can we start again?" Gifar membuka suara lagi setelah Chandra benar-benar tak terlihat oleh dua pupil matanya.

Sera terlihat berpikir. Gifar sangka gadis itu sedang menimang pilihan. Padahal sekarang Sera sedang merutuki diri karena tak patuh pada Chandra. Belum juga lima menit ditinggalkan Chandra, Sera sudah tertimpa sial. Karma karena tak mau nurut apa kata orang yang lebih tua sih.

Jika sudah begini, Sera tahu kemana arah pembicaraan dan tindakan Gifar selanjutnya. Lebih sialnya lagi, pria itu sulit dihentikan dan akan terus mengganggunya. Mulai besok pasti hidupnya akan runyam tak tenang.

Setelah merutuki diri, Sera berpikir bagaimana caranya hengkang dari sana. Bodoh dan sialnya Sera meninggalkan tas berisi ponsel dan dompet di meja tadi ketika pergi untuk mengambil buah.

Sialan!

Gifar tetap memandang Sera yang masih asik dengan pikirannya, "Jangan ragu, I know you still love me." Katanya percaya diri. Sera langsung tersadar dari lamunannya dan memandang heran Gifar sekali lagi namun tak sekentara seperti diawal. "I can see that love in your eyes." Lanjutnya sambil memandang dalam mata Sera.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang