Ditanya Hamil Sampai Tidur Bareng

479 67 107
                                    

Hola people! Welcome back to HIL! Please vote and comment. Happy reading. Aku sayang reader semuanya.

***

Adimasta Family's Residence - Cipaganti, North Bandung

Kalau bukan karena Eyang, Bunda, dan Ayah, Sera malas setengah mampus untuk hadir makan malam di rumah mertua. Bukan apa-apa. Sera tak ada masalah apapun dengan pihak keluarga pria. Tidak sama sekali. Justru mereka selalu baik dan sayang, seperti mertua pada kebanyakan.

Tapi kalau sudah urusan makan malam, hal yang jadi pembahasan bakal beragam. Topik yang paling sensitif dan membuat Sera kelimpungan adalah ketika ditanya soal kehamilan seperti waktu lalu.

Belum lagi semalam dua malam mereka berdua pasti akan disuruh berlabuh disana. Meski sebenarnya bisa saja cari alasan untuk menolak seperti sebelumnya. Namun, kali ini baik Risa, Seno, ataupun Ginanjar tak terima penolakan dengan alasan apapun.

Hari ini semua orang ada di rumah utama. Jujur saja, orang yang paling Sera rindukan dari semuanya adalah Arvin. Kelakukan dan cara bicara keponakannya itu adalah hal yang paling ia rindukan.

"Vin! Sini, deh!" panggil Sera. Ia baru saja datang dan duduk di sofa ruang tengah berdampingan dengan Sehun.

Arvin yang sedang main lego, berlari menghampiri Sera. "Ada Aunty! Kenapa baru pulang? Arvin kangen banget tau." kemudian memeluk perut Sera.

"Lebay kamu, Vin." cibir Sehun.

Namun, baik Arvin maupun Sera, keduanya mengabaikan pria itu. Mereka justru lebih mempererat pelukan. "Aunty juga kangen banget sama kamu."

Lalu Sera sedikit melonggarkan dekapannya untuk melihat wajah gembul Arvin. "Aunty bawa oleh-oleh buat kamu." ucapnya sambil memperlihatkan papper bag disamping kiri.

Wajah anak itu jadi lebih antusias. "Dari Jerman?"

Sera mengangguk. Ia sangat tahu bahwa Arvin mengicar Hot Wheels Harley Davidson terbaru yang belum bisa masuk secara resmi ke Indonesia.

Arvin keluarkan kotak didalam papper bag. Mulutnya langsung membulat dengan tatapan mengagum. Terlihat betulan senang dengan apa yang didapatkan.

"Kamu ngasih itu buat dia?" Sehun kaget setelah sama-sama melihat hadiah yang istrinya berikan. Bukan apa-apa, keponakannya itu kadang suka melunjak jika sudah diberi barang yang ia mau.

"Yeay! Thank you so much, Aunty. I love you!" Arvin langsung mendekap leher Sera dan mengecup bibirnya.

"Hey, bibir kamu main nyosor aja!" protes Sehun pada si keponakan.

"Iri bilang bos!" balas Arvin dengan tampang mengejek. Kemudian lari sambil memeluk beberapa Hot Wheels. Sera lantas tertawa karena kelakuan Arvin. Laki-laki itu betulan menggemaskan.

---

"Ra, tolong panggilin Sehun, ya? Ini udah mau beres."

Sera yang sedang menaruh piring diatas meja langsung mempercepat pekerjaannya. "Iya, Bun. Sera panggil dulu."

Beberapa detik setelah selesai, istri muda yang usia pernikahannya baru sekitar tujuh bulan itu lantas pergi ke kamar sang suami. Pintu diketuk Sera tanda permisi. Ia bukan tipe personal yang akan masuk ketempat orang dengan bebas meski sudah kenal dekat. Setidaknya tata krama yang ditekankan Mira padanya masih melekat selama 25 tahun menjalani hidup.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang