Hola HILERS! Aku haturkan terimakasih untuk yang sudah setia mendukung cerita ini lewat vote dan komentarnya.. Aku tiba-tiba kangen komen-komen kalian ya ampun.
***
Tama Group - Soetta Road, East Bandung
Sudah tiga hari Sera tak pulang kerumah milik suami. Dia justru pulang ke apartemen milik pribadi di daerah Soekarno Hatta. Tadinya Chandra menyuruh gadis -- ah tidak, dia bukan 'gadis' lagi sekarang. Sial!
Tadinya Chandra menyuruh Sera untuk menginap di apartemennya saja, tapi wanita itu menolak. Ia bilang tak mau memperkeruh suasana dan supaya dia lebih mudah untuk menjungkir balikkan pria kurang ajar yang sudah membuatnya murka.
Kalau Sera menginap bersama Chandra, dirinya mempunyai celah kesalahan yang bisa saja Sehun buat rumit. Jadi wanita itu memilih untuk aman. Lagi pula ia masih sadar bahwa dirinya sudah bersuami.
"Masih belum mau pulang?"
Chandra dan Sera sedang berdiri di ujung tebing rooftop Tama Group. Langit sore ini cukup indah untuk terus dipandang. Lampu-lampu kota juga mulai menyala. Ditambah suara jalanan yang sesekali terdengar menyenangkan ditelinga. Deru mesin kendaraan dan beberapa klakson yang saling bersautan.
Sera menggeleng sembari menjawab. "Gue gak siap."
"Terus mau kabur-kaburan?" Chandra mengalihkan pandangannya kearah Sera.
Wanita itu menghela nafas. "Menurut lo gimana? Setelah semua yang gue alami." badannya ikut beralih untuk menghadap lawan bicara.
Chandra mengusak lembut puncak kepala Sera. Bibirnya tersenyum miring. Hatinya miris mendengar pertanyaan tadi. Bagaimana tidak, pengalaman pertamanya begitu tidak menyenangkan. Ia dipaksa, belum lagi kesadaran satu pemain yang hancur dan menyebabkan kerja otak yang salah. Akhirnya berujung salah mengira, salah sasaran, salah perbuatan.
Sera diperlakukan tidak baik meski berbuat demikian bisa saja dengan cara yang brutal. Tapi untuk Sera konteksnya sama seperti diperkosa. Sayangnya dia diperkosa oleh suami sendiri. Dan kalau mengajukan gugatan atas itu... bisa saja tapi mungkin agak rumit. Kemungkinan besar juga akan ditolak.
"You know, i believe in almost every decision you made. Dan sekarang aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku percaya keputusan yang kamu buat dan pilih adalah opsi baik untuk kehidupan kamu selanjutnya."
Mendengar penuturan itu, Sera langsung memeluk Chandra. Pria disampingnya memang selalu mendukung dan bisa membuat dirinya lebih tenang. Pria dengan kemeja abu itu mampu menjadi sosok apa saja yang Sera butuhkan.
"Rahasiain ini dari siapapun termasuk Brian, ya?" Sera mendongkak saat bicara.
"Iya." Chandra kemudian terkekeh diikuti Sera. "Nanti aku bantuin." katanya lagi sembari kembali memeluk wanita dihadapannya.
---
Adalah hari kelima Sera meninggalkan rumah. Ia tahu bahwa ini kelakuan yang tak patut dan tak baik. Pergi dari rumah tanpa seizin suami dan meninggalkan kewajiban begitu saja. Tapi mau bagaimana lagi, ia masih belum bisa menerima kejadian kemarin yang memperburuk kondisi jiwanya.
Seperti biasa, peralihan terbaik dari keadaan terpuruk baginya adalah bekerja. Betul, wanita itu tetap pergi ke Tama Group. Menjalankan tupoksi sebagai Direktur Keuangan tanpa kompromi. Sama dengan keseharian dulu, Sera disibukkan dengan dokumen-dokumen dan berbagai pertemuan. Sore ini saja ia baru selesai rapat departemen.
"Schedule saya udah ini apa, Ka?"
"Cuma tinggal meninjau laporan dan permohonan aja, Bu. Oh iya laporan project 5 sudah ada di meja ibu."
![](https://img.wattpad.com/cover/245179699-288-k999455.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...