Tentang Brian dan Chandra

366 70 135
                                    

Hola! Selamat datang di part HIL yang lain. Semoga kalian menikmati dan senang dengan cerita ini. Aku harap kalian semua sehat dan bahagia.

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Sudah dua minggu lebih Sera berada di Jerman. Sudah selama itu pula Sehun dirumah sendirian. Anehnya,  bukan memakai kesempatan ini untuk selalu membawa Gisel kerumah, pria itu justru jarang menemuinya. Selain sibuk karena pekerjaan, Sehun juga sedang malas manja-manjaan.

Kali ini dia mulai hati-hati untuk berbuat mesra dengan semena-mena. Bukan karena takut kena karma. Ia lebih takut kena tamparan eyang dan papanya. Untung saja permasalahan kemarin belum bocor ketelinga leluhur mereka. Aduh, jangan sampai. Bisa-bisa dia ditendang sampai ke Andromeda lagi.

Ruang TV yang ramai ketika minggu pagi sampai minggu siang kini sepi. Tak ada suara dari tayangan program atau iklan. Biasanya Sera selalu stand by menyalakan. Yang beres-beres rumah, masak, mencuci piring dan baju, hingga menyetrika pun tak ada.

Ternyata gadis itu betulan hebat kalau soal pekerjaan. Kantor ia lakukan, rumah pun ia bersihkan, dan Sehun merasa dulu dirinya dilayani dan disediakan. Ya meskipun Sera tak berperan sebagai seorang istri seutuhnya. Hanya saja menurutnya itu sudah patut diacungi jempol.

Sebab, Sehun merasakan aktivitas Sera selama tiga hari dengan melakukan semua itu. Dia merasa keteteran dan terlalu lelah. Akhirnya, memutuskan kembali menyewa ART untuk melakukan semua yang biasa dikerjakan istrinya.

"Bi, nanti malam ga usah masak. Saya mau makan diluar." kata Sehun sambil mengenakan jasnya.

"Oh iya siap, Mas. Kalau gitu Bibi sore bisa langsung pulang aja ya?" tanya Bi Nuning. Sehun kemudian mengangguk.

Adimasta Building - Buah Batu, Soetta Road, East Bandung

"Pak, barusan Mbak Gisel telfon lewat kantor minta cepat di calling katanya. Soalnya bapak susah dihubungi." Nissa langsung menyampaikan pesan Gisel, setelah melihat kedatangan atasannya.

"Oke, makasih."

"Oh iya, Nis. Gimana kemarin? Udah bisa kamu hubungi?"

"Udah pak, malam tadi telfon saya diangkat. Cerita soal kerjaan aja sih, pak. Katanya prediksi bakal pulang 3 minggu atau sebulan lagi."

"Sebulan lagi?" Sehun mengulang dua kata terakhir yang membuatnya terusik.

"Iya pak. Soalnya ternyata kasus itu lebih rumit dari perkiraan."

"Yaudah. Makasih ya, Nis. Kalau dia telfon kamu atau kamu telfon dia lagi kasih tau saya."

"Oke, pak. Kalau gitu say-"

"Kamu jangan bilang saya yang suruh atau minta ya." sergap Sehun memotong kalimat Nissa.

"Siap pak. Kalau gitu saya permisi."

Cofee Toffee - Gasibu, Bandung

"Sebelah sini, Hun!"

Lelaki yang memanggil Sehun mengangkat tangannya memberi tanda.

"Belum pesen?"

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang