Kesambet

403 135 69
                                    

Press the star and comment in every line! Enjoy reading darling!

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Jika kalian menyangka Sera dan Sehun tidak memperlakukan satu sama lain sebagai pasangan, maka kalian salah. Namun, jika kalian menyangka kehidupan rumah tangga Sera dan Sehun membaik, maka kalian juga salah.

Memang benar mereka berlaga layaknya pasangan suami istri, tetapi hal itu hanya dapat dilihat di ruang publik dan hadapan keluarga. Tak ada tempat lain.

Memang benar juga kehidupan rumah tangga keduanya tak membaik. Mereka masih acuh satu sama lain. Dibenak keduanya meraka hanya sebatas hubungan afiliasi bisnis. Tak lebih tak juga kurang.

Interaksi diantara mereka pun hampir bisa dikatakan tak ada, karena terlampau jarang. Meski empat bulan ini peran istri di rumah kadang masih berusaha Sera lakukan.

Seperti ketika Sera membangunkan Sehun pada hari kerja. Padahal mereka tak satu kamar tapi gadis itu menerobos masuk begitu saja.  Menyiapkan makan setiap pagi dan malam walaupun tak pernah disentuh kecuali saat Sehun diguyur waktu itu. Sesekali juga Sera terpaksa menyiapkan baju kerja Sehun, itupun karena diminta.

Kewajibannya sebagai seorang istri mau tak mau ia jalankan. Bukan karena kesepakatan awal dengan Sehun. Itu semua dilakukan berkat siraman rohani Kanjeng Ratu Mira Rianti Haditama setiap minggu.

Sera tak mau jadi anak durhaka macam Malin Kundang. Bisa-bisa ia dikutuk jadi batu akik oleh Mamanya, supaya tetap ada nilainya ketika dijual pada orang lain.

Pernikahan Sera dan Sehun berjalan sesuai rencana keduanya. Mereka menjalankan status keluarga hanya demi kepentingan semata tanpa ikut campur urusan masing-masing apalagi minat personal. Mereka hanya menjalankan syarat perjodohan yang dibuat saat awal pertemuan sebagai protokol.

Sama dengan pagi lainnya, pagi ini Sera masih menyempatkan diri untuk sekedar membuat sandwich. Kali ini hanya untuk dirinya saja karena ia sedang sibuk dan rusuh akibat kerjaan kantor.

Lagi pula Sehun tak akan meminta sarapan, dua porsi yang biasa ia buat akan tetap ia bawa sendiri ke kantor. Tapi sialnya sekarang entah makhluk apa yang sedang hinggap dibadan Sehun.

"Gue ga sempet makan, masukin kotak bekal."

Kan kampret! Giliran gadis itu sedang ribet, Sehun malah berulah. Biasanya juga enggan sarapan dirumah. Entahlah. Mungkin menyenangkan istri sekali-sekali? Atau kurang ajar dan kerjaan ingin mengerjai?

---

Chief Executive Officer Room, Adimasta Building - Ciumbuleuit, North Bandung

Hari ini Sehun sedang ada dikantor cabang. Ada beberapa hal yang harus ia urus. Ruangannya masih sama, tak ia tinggalkan begitu saja. Sehun sengaja masih menyimpan semua alat kerja dan sebagian dokumennya karena ia akan kesini juga jika ada hal yang mendesak seperti sekarang.

Sehun menatap kotak bekal hitam yang ia bawa dari rumah. Apa yang ia pikirkan sampai minta dibawakan makanan itu. Sehun menggeleng kepalanya. Ia beranjak keluar ruangan menuju meja sekretaris.

"Nis, kamu udah makan?"

Tahu atasannya datang, lantas Nissa berdiri sopan. "Belum sempat sih pak, kenapa?"

Sehun kemudian menaruh paper bag di meja, "Nih saya ada sandwich, buat kamu aja."

Nissa heran, tumben pagi-pagi Sehun sudah bawa makanan duluan. Biasanya pria itu akan menyuruhnya membelikan ketoprak depan kantor. "Buat saya pak? Emang bapak ga makan?"

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang