Penasaran dan Perasaan

347 65 125
                                    

Hola! Balik lagi sama cerita panjang ini. Silahkan dibaca, vote, dan komen ya. Apa yang kalian ketik di comment section selalu aku baca satu-satu karena itu salah satu booster aku untuk terus nulis cerita ini, ditambah lagi komen kalian yang lucu-lucu. Yuk dikomen yuk, hehe.

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Bukan hal aneh jika menemukan Sera di dapur dengan tampang dingin. Tapi beberapa hari ini Sehun merasa ekspresi Sera begitu ganjal dimatanya. Ingin bertanya tapi terlalu gengsi. Ingin tahu tapi terlalu malu. Sebab itu bukanlah gayanya terhadap sang istri.

Langkah tungkai Sehun menuju pantry sedikit dilebarkan. Ia tiba-tiba tak sabar untuk sarapan kali ini. Sera yang cekatan dengan alat masak menjadi pemandangan baru yang ia nikmati di pagi hari. Adegan mencuci buah saja terlihat seperti sebuah mahakarya yang bisa dijadikan iklan komersial. Baginya, saat bekerja gadis itu terlihat lebih istimewa. Entah sejak kapan matanya cukup senang melihat aksi-aksi itu. Apa ini karena mereka sudah cukup lama hidup bersama disatu atap?

"Ga usah masak makan malam. Gue pulang larut." ungkap Sehun begitu duduk di kursi bar.

"Mau lo pulang larut atau engga, gue tetep masak makan malam. Lo pikir gue masak buat lo doang?"

Sehun mendelik. Mood yang asalnya bagus jadi mendadak hancur ketika mendengar ucapan Sera tadi. Mulut istrinya memang benar-benar sesuatu. Harusnya ia tak usah bicara apa-apa.

Mercusuar Cafe and Resto - Dago, North Bandung

Sudah lama mengenal, Sehun jadi hafal apa yang suka dan tidak disukai wanitanya. Gisel adalah sosok wanita pada umumnya yang senang dengan hal-hal roman picisan. Dunia fairy tail yang selalu ia tonton hingga sekarang pun turut menjadi angannya dalam kisah asmara. Makanya, Sehun selalu berusaha berlaku manis disetiap kesempatan.

Ia tempatkan dirinya sebagai seorang pangeran berkuda putih untuk putri kerajaan yang cantik nan anggun. Ia tak keberatan dengan itu dan justru menikmati setiap detiknya. Sebab, untuk orang yang ia cintai, Sehun berikan semua yang ada pada dirinya.

Termasuk malam ini, romantic dinner di satu resto bertema fairy tail. Arsitektur gedung yang dirangcang seperti sebuah istana kerajaan mirip kisah-kisah boneka barbie. Berkat bantuan Nissa --si sekretaris-- yang paham betul tipe dan keinginan wanitanya, Sehun bisa mereservasi satu ruang privat.

Bukan hanya sekedar makan malam, Sehun juga -- ah, ralat-- Nissa menyiapkan beberapa kejutan kecil untuk kekasih atasannya. Sebuah buket mawar merah yang besar, kue tart bertingkat, dan yang terakhir kalung emas putih dengan satu ruby merah berbentuk oval kecil.

Sekali lagi, Sehun banyak bersyukur karena memiliki sekretaris yang bisa diandalkan. Semuanya dirancang dan diatur sedemikian rupa oleh Nissa. Sehun tinggal terima jadi.

"Kamu kok ga bilang kalau kita mau dinner disini?" tanya Gisel lebih terdengar seperti protes.

Sehun tersenyum lebar. "Surprise."

"Thank you. Tapi kan kalau kamu bilang bakal disini, aku bisa nyesuaiin kostum."

"You still look beautiful how the way you're dressed."

"Gombal, deh." Gisel colek pipi Sehun gemas.

Sehun cekikikan, sedikit geli dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Tapi itu memang sebuah kejujuran. "I'm serious."

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang