Saling

408 48 9
                                    

Hola HILERS! Ditahan dulu, ya. Aku mau kasih warning. Untuk yang belum dewasa, at least belum 18+ mohon dilewat aja part ini.

[Warning 21+ terdapat adegan dewasa meski tidak 'parah']

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

"Hati-hati, Ra." segera Sehun hampiri istrinya yang sedang menuruni tangga.

Sehun tersenyum lebar. Semakin kesini pria itu memang jadi lebih protektif. Maklum, Sera sudah menginjak antara bulan kedua dan ketiga. Ini adalah waktu yang rentan.

Jum'at malam kemarin Sehun mengajak Sera untuk pergi menonton film keluarga dan jalan keluar. Kemana saja yang penting berdua. Sera juga mengiyakan karena merasa bosan dirumah. Makanya pagi ini suami istri itu akur.

Ah! Ada yang terlewat, ya? Kenapa bisa dua pasangan yang tadinya runyam berakhir saling menerima dan mencoba memperbaiki hubungan.

Selagi Sehun di London, Sera banyak berpikir tentang pernikahan, rumah tangga, dan calon buah hatinya. Batin memang tersiksa karena beberapa hal, tapi ia juga merasakan sesuatu yang tak sampai pada ujung logikanya.

Ibarat orang jatuh cinta yang sedang plin plan mau maju ketahap serius atau mundur karena banyaknya alasan. Tapi ini emang jatuh cinta? Sera masih belum tahu. Kan tadi, tak sampai pada ujung logika wanita itu.

"Gak usah lebay, deh! Aku cuma turun tangga doang." ledek Sera tapi sambil menerima uluran tangan suaminya.

Nah ini dia, momen si 'jatuh cinta' itu.

"Kalau kepeleset terus jatoh gimana?" genggaman hangat Sehun amat terasa, pun dengan tatapannya.

"Ya pasti kebawah, kalau keatas namanya terbang."

Aduh Sera, garing sekali dirinya.

Tapi dasar si jatuh cinta, malah tertawa dengan jenaka sang pujangga.

---

"Cantik banget istri aku." puji Sehun yang sedari tadi melihat Sera merias diri sekedarnya.

Sore ini mereka akan makan malam di restoran Italia. Sehun tiba-tiba mengidam pasta ditempat pertama kali mereka duduk berdua.

"Kemana aja baru sadar sekarang?" Sera menahan sesuatu dalam hati.

"Kemana ya?" Sehun tampak berpikir. "Kayanya dulu aku..." pria itu tak melanjutkan kata-katanya.

"Buta mata dan hati." suara Sera enteng.

Sehun terkekeh pada sindiran itu. Sebenarnya Sehun baru saja mau bilang, tapi ia berat hati.

"Tapi kamu beneran cantik..." terang Sehun lagi sambil mendekat. "...apalagi pipi kamu tambah chubby, gemes pengen cubit!" setelah itu betulan mencubit pelan dua sisi pipi Sera.

Sera tak tahu dari mana asal muasal pria itu bisa seklise ini. Sepanjang hidupnya bersama Sehun, ia kebanyakan makan hati. Baru sekitar tiga empat bulan ini si suami mendadak berbalik 360 derajat.

Akalnya kadang tak bisa menerima sikap sang suami yang kelewat berlebihan dibeberapa sisi. Tapi hati berteriak hingga jantung ikut bersorak ketika dapat perlakuan yang sebenarnya biasa terjadi pada pasangan suami istri.

Entahlah! Ini fase baru bagi Sera.

La Migliore Pasta - Dago, North Bandung

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang