Still Unbelieving

419 47 22
                                    

Hola HILERS yang budiman. Aku ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya untuk antusiasme dan support kalian dengan Husband in Law dan pemeran-pemeranya. Yuk, mari kita lanjut partnya. Love you more than shop** voucher.

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Bukan Sera lupa dengan kejadian kemarin lusa. Bukan Sera lupa dengan ucapan pisah yang keluar dari mulutnya. Bukan Sera lupa dengan tangis yang keluar dari mata mereka. Bukan Sera lupa dengan kejadian dirumah dua hari setelahnya.

Tapi sekarang, Sera merasa masih terlalu penat untuk berpikir lebih jauh lagi. Bukan-bukan, tapi otaknya sudah terasa kosong. Isinya seolah mengambang dan membayang tepat di depan kening sejauh 5 sentimeter.

Sebenarnya, secara sederhana Sera bisa saja memaksa Gisel melakukan tes DNA ulang pada janin yang wanita itu gadang sebagai keturunannya dan Sehun, seperti kata Kaila waktu lalu. Namun selama ini, bukan Sera tak mau melakukan.

Ia hanya terlalu takut dengan hasilnya. Takut kalau ternyata memang benar adanya. Takut pada kenyataan kalau Gisel betulan mengandung anak suaminya. Makanya, ia tak mau memastikan.

Diamnya Sera kemarin-kemarin, membuat Sehun tak berkutik seribu bahasa. Tapi ternyata pria itu tak tahan dengan situasi dingin rumah tangga. Dipenghujung sore kejadian tak terduga berlangsung begitu cepat.

Semalam adalah pengalaman menegangkan bagi Sera pun Sehun. Keduanya tak menyangka akan mengarah kesana. Meski kenyataan pahit menampar mereka berdua karena beberapa waktu lalu pernah melakukan hal yang sama. Sera yang kembali merasa trauma dan Sehun yang merasa bersalah sebab ia sempat memaksa dan berlaku secara tak sadar. Seperti bajingan.

Namun semua keraguan dan tekanan itu mereka tabrak lewat keberanian yang muncul karena berbagai alasan, salah satunya adalah rasa takut kehilangan. Sehun yang tak mau ditinggalkan dan Sera yang sebenarnya sudah terlanjur jatuh pada pria itu.

Kelakuan Sehun dipagi hari juga membuat Sera tambah bingung tak mengerti. Rasanya hati Sera menerima dengan lapang begitu saja. Tapi wanita itu belum mau mengakui.

"Ra.." panggil Sehun sambil meraih tangan sang istri untuk digenggam. Posisi duduk dia benarkan jadi menghadap Sera.

Sore ini mereka sedang ada di taman belakang. Susasana dingin sebab saling diam namun memacu kinerja jantung lebih kencang. Teh hijau dan cookies pun ikut meredam hangat karena diamnya mereka.

"Aku tau aku gak patut untuk dipercaya. Gak patut untuk dikasih ampun. Tapi aku pengen banget kamu percaya sama aku. Kasih aku kesempatan..."

"... Kesempatan untuk membuktikan, kesempatan untuk memperbaiki semuanya, kesempatan untuk terus mencintai kamu." jelas Sehun dengan tatapan melekat pada pupil wanita yang tengah sendu.

"Kamu mau kan percaya sama aku dan kasih kesempatan itu?"

Sera masih sama. Bukannya tak acuh tapi ia sedang berusaha mencari sesuatu, baik itu kebohongan atau kebenaran. Mencari maksud dari perkataan Sehun. Mencari motif dari kata-kata itu.

Sehun melipat bibirnya kedalam sebelum bicara lagi. Seolah bersiap-siap untuk mengutarakan yang satu ini. Mulai sekarang yang ia inginkan dan butuhkan dari dirinya adalah jujur dan berani.

Haditama Residence - Setiabudhi, North Bandung

Sejak kejadian makan malam bersama dan pengakuan mengejutkan yang Sera utarakan, Mira selalu meminta si anak bungsu untuk lebih terbuka dan bercerita meski harus sedikit dipakasa. Mira jadi lebih intens dan rutin menanyakan bagaimana keadaan dan perasaan Sera. Wanita baya itu selalu berusaha menjadi pundak untuk semua buah hatinya.

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang