Hola, HILERS! Terimakasih sudah klik cerita ini. Selamat membaca, jangan lupa vote dan komentar disetiap line ya. Aku tunggu, love you lima puluh lima ribu!
***
Vice President Room, Wahana Corporation - Wastukencana, Central Bandung
"Kenapa lagi ni bocah satu?" tanya Kaisar setelah menghembuskan asap rokok elektriknya. "Asem gitu wajah lo. Kurang hiburan apa gimana?" sudah kali ke berapa turunan Adimasta itu menekuk wajah saat bertemu mereka.
Sehun berdecak sinis. "Berisik lo pada!"
Pria itu sewot sekali. Sejak kedatangan bukan hanya tatapan wajah yang memelas tajam, penampilan pun ikut acak-acakan. Seolah baru habis pulang berperang. Perang perasaan mungkin.
"Dih! Mau sepi di hutan aja sono." timpal Kaisar sebal. Padahal Sehun yang meminta kumpul, tapi dia malah bersikap menyebalkan.
Kalau si CEO Adimasta Building itu minta diadakan pertemuan meja bundar, artinya ia penat dan sudah tidak bisa berpikir.
"Kali ini soal apa?" Juan bertanya sebelum menyeruput ice americano.
"Asik.. mencium perang dunia baru, nih." berkomentar adalah syarat wajib bagi Kaisar untuk pertemuan semacam ini. Ia langsung bersemangat. Diantara semuanya, dia yang paling suka bergosip. Ah, apalagi kalau diduetkan dengan Banyu, jadi lebih seru.
Alih-alih menjawab, Sehun mengerutkan kening dan dagu. Ia selalu bingung jika akan atau sedang membicarakan perihal rumah tangganya. Tak tahu harus bicara mulai darimana.
Bahkan hari ini nafas saja terasa berat baginya. Apalagi berpikir. Sudah malas duluan. Tapi diam bukan jalan keluar. Sebenarnya ia tak mau lagi bercerita, tapi dirinya juga butuh saran. Untuk permasalahan ini Nissa tak mungkin dimintai opini. Urusannya bisa panjang.
"Gue udah ngelakuin saran lo berdua, tapi dia masih kaya gitu." mengeluh menjadi hal pertama yang Sehun lakukan pada curhatannya.
"Gitu gimana?"
"Rese, nyebelin, susah nurut, susah diat-"
"Stop!" potong Kaisar sambil memejamkan mata. "Intinya dia masih sama. Ga perlu panjang lebar, Hun. Males denger gue." sebab ia tahu kata-kata selanjutnya. Sudah hapal diluar kepala.
"Tadi lo yang nanya duluan, goblok!"
Juan tertawa kecil. Tapi penghentian Kaisar barusan memang harus dilakukan, mereka tahu akan kemana ucapan Sehun setelahnya. "Alesan lo sih banyak tapi intinya sama. Kita udah tau."
"Ya, ya.. pokoknya gue udah bersikap baik, tapi tetep aja dia rese!"
"Lo ga berulah, kan?" Kaisar meraih kacang polong yang ada di toples. Begitu enteng dengan ucapannya.
Dengan bangga Sehun mengatakan apa yang tak pernah ia lakukan lagi. "Sampai detik ini pun gue udah ga pernah bawa Gisel ke rumah. Bahkan ketemu juga engga."
Tentu saja dua orang lain yang ada di ruangan cukup terkejut. Pasalnya albino satu ini cinta mati pada si nenek lampir. Tak diberi kabar dua jam saja sudah uring-uringan.
"Lah, tumben?"
"Dia ngilang gitu aja. Susah gue temui."
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanficMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...