Bunga Berduri

418 116 51
                                        

Jangan lupa vote dan komen ya. Gratis. Terimakasih banyak, aku cinta kalian semua.

***

Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung

Pagi ini Sera betulan malas bekerja. Bangun dari tempat tidur saja butuh waktu yang lama. Tapi tanggung jawab sebagai direktur keuangan tak bisa ditinggalkan seenaknya hanya karena alasan malas. Ditambah lagi hari ini jadwalnya begitu padat dan penting.

Meeting dengan beberapa departemen, direksi, bertemu klien mendampingi Hardiansyah, dan pertemuan pertemuan lainnya. Termasuk janji temu pribadi.

Kemarin malam ia dapat telfon dari Kean. Paman ipar mudanya itu minta bertemu setelah pulang kerja. Entah apa yang akan dia bicarakan. Sera tak sempat bertanya saking kagetnya dihubungi secara tiba-tiba.

Ia juga baru sadar darimana Kean mendapatkan nomornya. Pria itu tak mungkin meminta pada Sehun apalagi Risa, Sehan, atau Rista bahkan Seno.

Awalnya ia tak menjawab panggilan Kean, tapi nomor yang sama itu terus menghubunginya. Sampai ia menerima pesan bahwa nomor itu adalah milik Kean.

Seperti sebelum-sebelumnya, saat turun dari tangga Sera akan pergi ke kamar Sehun dan dapur. Setelah pulang dari rumah mertuanya waktu lalu, Sera jadi kembali seperti biasa. Membangunkan Sehun, kadang menyiapkan baju kerja, dan menyiapkan makan.

Semenjak itu pula Sehun jadi sering sarapan dan makan malam dirumah. Mungkin itu sebagai balasan rasa bersalahnya. Sera juga tak tahu. Tapi yang pasti, Sera cukup bersyukur karena tenaganya dihargai juga.

"Gue akan pulang telat, jadi makan malam lo delivery aja." Ujar Sera memberi info.

"Kemana?" Sehun bukan kepo, ia hanya basa-basi supaya ada perbincangan diantara mereka.

"Ketemu temen."

Sera tahu bagaimana Sehun dan Kean. Jadi ia pikir akan cukup beresiko jika jujur soal pertemuannya dengan Kean.

Financial Director's Room, Tama Group - Soetta, East Bandung

Hal pertama yang Sera lakukan saat duduk disinggasana kantornya adalah meminta Raka atau Vira--si sekretaris baru-- untuk diingatkan soal schedulenya hari ini. Kemudian beralih ke komputernya untuk mengecek email.

Saat sedang memeriksa email, notif pesan masuk ke ponselnya. Dari nomor tak dikenal lagi. Akhir-akhir ini ia kerap kali menerima spam message. Bukan berisi undian berhadiah, pesannya lebih kearah teror.

Ia pikir nomor barusan pun hanya teror belaka. Namun setelah ia lihat lewat notifikasi, ternyata itu pesan dari Gisel.

Ketemu di Lentera Kafe jam 12. Ada hal yang mesti gue tunjukin.

-Gisel-

Ia sedikit tidak percaya, tapi mungkin saja itu betulan Gisel. Sera tak membalas pesannya. Ia memanggil Raka untuk memastikan nomor-nomor yang belakang ini sering mengganggunya termasuk nomor tadi.

---

Setelah menunggu tiga jam, Raka kembali ke ruangan Sera untuk melapor.

"Gimana?"

"Lima nomor itu internet message semua, jadi susah untuk tahu siapa yang kirim. Sedangkan nomor terakhir itu betul nomornya Gisel."

"Alamat IP?"

"Salah satu komputer di warnet daerah Mochamad Toha dan Dago Atas."

Husband in LawTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang