Jangan lupa vote dan komen. Aku lesu kalau ga kalian support. Serius deh.
***
Sera and Sehun's House - Dago, North Bandung
Sudah lima hari sejak kejadian bertengkar, Sehun dan Sera masih sama-sama diam. Tapi gadis itu tetap melakukan rutinitasnya seperti biasa terhadap Sehun meski tanpa kata kecuali dua hal; membangunkan dan menyiapkan pakaian.
Seperti perkataannya pada Brian kemarin lusa, hari ini Sera sedang membereskan pakaian dan memasukkannya ke koper. Berangkat subuh nanti menuju Bandara Soekarno-Hatta, kemudian terbang ke Jerman.
Raka yang sedari kemarin Sera hubungi untuk recheck dokumen dan barang penting lainnya, baru selesai diurusi jam 1 dini hari. Jam digital dikamar Sera menunjukkan angka 2.35. Baru sadar ternyata dirinya tak tidur dari hari kemarin karena sibuk dengan segala urusan dan permasalahan di perusahaan.
Hari ini juga Sera mungkin hanya akan tidur 2 jam dulu sebelum berangkat ke Tanggerang. Karena setelah ia bangun nanti sudah dipastikan akan susah untuk mencari waktu tidur. Di pesawat pun dirinya harus mengecek lagi berkas-berkas. Menelusuri segala aktivitas keuangan di cabang perusahaan.
Nada dering ponsel langsung membuat Sera terbangun. Tidurnya tidak nyenyak. Dia masih sedikit terjaga, meski setidaknya mata bisa tertutup.
"Ser lo masih tidur? Buru bangun. Gue menuju rumah lo nih." ujar Raka di ujung telfon ketika mendengar Sera berdehem.
Tanpa membalas omongan Raka, Sera langsung bangun dan pergi mandi. Setelah selesai, ia langsung turun ke dapur untuk membuat sarapan. Peduli dimakan atau tidak. Kemudian menulis note berisi pemberitahuan kalau dirinya akan ke Jerman selama 3 minggu atau lebih.
Sepuluh menit kemudian Raka menelfonnya kembali dan meminta dibukakan gerbang. Sera langsung menekan tombol di interkom, mempersilahkan mobil Raka masuk, lalu membukakan pintu rumah. Sementara ia mengambil koper yang masih ada dikamarnya.
Ketika ia sedang menurunkan kopernya dari anak tangga. Sehun berdiri tepat di depan tangga.
"Mau kemana lo?" ucapannya sudah sinis duluan. Sepagi ini pria itu sudah bermuka masam.
"Jerman. Gue udah masak, terserah mau lo makan atau engga."
"Emang gue ngijinin lo pergi?"
Sera menatap heran Sehun sebentar. Ada apa dengan pria dihadapannya ini? Sejak kapan dia jadi sok bertindak.
"Gue ga ada waktu ribut sama lo. I have to go." balas Sera setelah berdiri dihadapan Sehun. Kemudian menarik kopernya dan berjalan.
"Engga!" tungkasnya sambil menghadang jalan Sera dengan menutup pintu.
Sera mendelikkan matanya. "Lo apaan sih? Drama banget. Gue harus ngurusin cabang di Jerman, Hun. Minggir!"
"Lo ga tau kalau istri pergi harus seizin suami?"
Sera menghela nafas. Sumpah demi apapun, ini masih pagi, dirinya juga baru tidur sebentar. Tubuhnya lelah berikut otaknya yang juga penat. Sikap Sehun membuat dia jengah.
"Di depan ada Raka, lo mau ribut?"
"Gue ga peduli tentang Raka atau siapapun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband in Law
FanfictionMelalui dalih persahabatan dua pria paruh baya, akhirnya terjadi ijab kabul yang menciptakan hubungan tak di inginkan antara dua manusia. Mulai saat ini Serayunika Haditama mau tak mau harus hidup sebagai istri dari Sehun Adimasta. Karena bagi Sera...