44. The Night

3.4K 115 6
                                    


Sheet-mask berwarna hitam telah menempel di wajah Valerie dan Taksa. Mereka sedang di kursi santai yang menghadap ke kaca besar dengan pemandangan pantai.

"Apa yang terjadi sebenarnya?"

Valerie sendari tadi selalu menghindar akan pertanyaan itu. Namun melihat Taksa, ia percaya untuk menceritakan. Valerie menarik pelan Sheet-mask, melipat dan dibuang ke bungkusan tadi.

"Sheka datang."

Dua kata penuh makna mampu menggambarkan situasi mereka saat itu.

"Dia minta maaf terus meluk gue. Mungkin ucapan perpisahan, karena dia mau ke Jerman. Dan tau endingnya gimana "

"Ya, Kresna datang lalu nonjok. Benar?"

"Gue nggak suka, dia main asal nonjok, Sa. Mending tanya dulu baik-baik."

Taksa terkekeh, ia membuang Sheet-mask. "Lo tau sebelum pacaran sama dia juga, Val. Bukan tipe Kresna ramah akan orang yang buat dia terganggu. Banyak sekali bukan kejadian yang melibatkan dia kekerasan."

Valerie diam.

"Soal Bagas, lo lupa?" Tanya Taksa duduk menghadap Valerie, "Harusnya kalian membicarakan ini, bukannya mendiamkan, Valerie. Lo nggak mau liburan ini sia-sia karena kalian saling diam?"

"Dia nggak berusaha buat nanya apa yang terjadi. Malah diam, Sa."

"Benar ya, ego kalian tinggi. Kalau kalian sama-sama ego, masalah nggak akan kelar. Samperin dia, dia butuh penjelasan lo, Valerie."

Valerie diam, menimbang ucapan Taksa.

"Percaya sama gue, ketika lo jelasin semua yang terjadi tadi. Kresna bisa memakluminya. Dia cuma butuh penjelasan dari lo, bukan sikap acuh tak acuh kayak gini."

Valerie menghembuskan nafasnya sebelum bertanya, "Dia dimana? Bukannya Clubbing?"

Taksa bangkit, "Di hot-buthup. Mana mungkin dia Clubbing saat tau pacarnya berduan di Villa sama cowok. Meksipun dia tau gue nggak akan khianatinya."

Valerie tersenyun kecil.

"Dia peduli sama lo. Dengan caranya dia. Samperin."

"Fine."

Taksa tersenyum, mengucak rambut Valerie gemas. Dia segara pergi meninggalkan Villa, untuk memberi waktu mereka berdua.

Valerie mengatur nafas, menyiapkan mental terlebih dahulu sebelum pergi ke sisi kanan Villa.

Ia segera membuka pintu coklat, tempat hot-bathup berada. Dan sial!

Disana Kresna berdiam menatap Valerie yang tengah berjalan ke arahnya. Valerie menelan ludah saat melihat Kresna hanya bertelanjang dada di dalam Bathup.

Valerie tak pernah bohong, jika dia selalu lemah saat melihat tubuh atletis sang Kekasih.

"Kenapa nggak ikut Clubbing?" Valerie duduk dibatangan Bathup depan Kresna. Mencelupkan kaki ke dalam air.

Tak ada jawaban.

"Mendiamkan aku?"

Kresna senyum miris, "Mendiamkan kamu? It's so Funny, Valerie. Siapa yang diam terlebih dahulu? Di mobil, di pesawat, dan disini. Dan sekarang kamu ngomong, aku mendiamkan kamu?"

"Karena aku punya alasan dibalik itu semua, Kresna."

Kresna menatap tajam, "Alasannya apa?"

"Sheka." Kata itu mampu membuat Kresna mengepal tangan. "Dia datang untuk minta maaf, Kresna. Nggak lebih dari itu. Jangan salah paham, aku nggak berpikir buat kembali ke dia. Kamu tau itu."

"Untuk apa minta maaf?"

"Kesalahan dia tiga tahun lalu."

"Cuma itu?"

"Tanya Xaverio atau Abang."

"Minta maaf nggak usah pakai acara pelukan segala, kan?"

Valerie terkekeh, "Ternyata dibalik sikap keras, kamu masih bisa merasakan panas api cemburu."

Kresna hanya mendelik sinis.

"Nggak salah aku memberikan pelukan untuk dia, Kresna. Dia pure minta maaf, menyesali perbuatannya, dan mencoba untuk memaafkan dirinya sendiri."

"Nggak salah katanya."

"Kresna, jangan terlalu membenci, belajar mengiklaskan, dan saling memaafkan. Itu pondasi kuat agar kita tidak merasa terbebani. Maaf, jika aku menyakiti kamu, maaf. Aku hanya ingin memberi kesan baik untuk terakhir kalinya."

Kresna diam, menatap takjub pada sosok pujaan hatinya.

"Kamu percaya padaku, kan?"

"Ya."

"Masih marah?"

"Jelas."

Valerie tersenyum hangat, ia memainkan kakinya di dalam air. Lalu tatapan beralih pada dada bidang sang Kekasih.

Valerie menelan ludah untuk sekian kali. Bayangan nakal terpancar di otaknya. Dia membuka jubah satin berwarna biru dongkernya. Memperlihatkan lekukan tubuh di dalam celana bahan berwarna putih di bawah pantat serta tanktop ketat.

"Aku akan ganti semua yang tadi." Valerie masuk ke dalam air, berjalan menggunakan lutut ke arah Kresna. "Kamu akan senang dengan cara ini."

Kresna menggeram, dia menarik Valerie duduk diatas pangkuannya. Tatapan dalam masuk ke manik lembut Valerie. Tangannya memeluk pinggang serta mengelus pipi Valerie.

 Tangannya memeluk pinggang serta mengelus pipi Valerie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf soal tadi. Aku kesal kamu main mukul."

"Aku juga minta maaf, Sayang."

Panggilan hangat membuat pipi Valerie bersemu merah. Kresna gemas, ia mengecup kedua pelipis Valerie. Lalu turun ke hidung, dan menempatkan bibirnya di bibir ranum Valerie.

Saling mengecap bibir satu sama lain, Kresna terkadang menyengkram pinggul sang kekasih. Valerie bergerak pelan di atas pangkuan sehingga kejantanan Kresna sering tertekan oleh pantat sintalnya.

Ciuman berubah brutal tak kala Valerie merasakan kejantanan Kresna mengeras. Membayangkannya saja sudah membuat ia bergairah, apalagi melihatnya langsung.

Kresna menangkup sebelah pipi Valerie, ia menatap dalam.

"Akan ku buat kamu yakin. Cuma aku yang bisa miliki kamu sepenuhnya. Bukan dia atau orang lain."

Valerie mengecup bibir Kresna, "Do it."

Kresna segera menggendong tubuh Valerie. Tidak memperdulikan badan mereka basah. Kresna dengan jalan cepat membawa Valerie ke kamar utamanya.

Untung di Villa tidak ada satu orang pun. Jadi, mereka akan bebas menghabiskan waktu malam panjang di atas ranjang.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒

HEYOOO! WASAPBEK! NEXT CHAPTER ONLY 18+ YAAAAA!!!!

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang