53. Black and Honey

1.9K 95 6
                                    


Dan benar saja setelah pertemuan antara Valerie dan keluarga Kresna. Sekarang mereka sedang membawa Felicite bermain sepuasanya demi menebus waktu yang tak pernah dipakai bersama adik sematawayangnya.

Valerie sangat bahagia melihat Kresna dan Felicite menikmati waktu Malam ini. Apapun yang diinginkan Felicite, slalu Kresna kabulkan. Tak ada bantahan sama sekali.

How's cute they are. As like a prefect family.

Valerie tanpa henti melihat Kresna yang tersenyum saat mengawasi Felicite bermain bola.

Valeria mendekatkan, melingkari lengan Kresna dengan lengannya. Lalu mengecup bahu serta pipi secara bergantian. Membuat Kresna melihat ke arahnya.

"Selalu seperti ini. Aku senang lihatnya."

Kresna semakin mengembangkan senyumnya, "Terimakasih, Sayang."

"Anything."

Hendak mencium bibir Valerie. Teriakan Felicite menggagalkan.

"Heeeeeeey! Kata Buna nggak boleeeeh!" Ucap Felicite melotot melihat kedua kakaknya. "Nanti Fizzy aduin ke Buna, yaa!"

"Ajaib." Gumam Kresna

Valerie hanya terkekeh, lalu mendekat ke arah Felicite. Mereka bermain bola bersama. Sangat jelas sekali Felicite bahagia. Tertawa lepas tak ada beban.

Kresna mengawasi kembali mereka, sesekali ia mencuri moment untuk diabadikan dalam kamera ponsel.

Setelah puas bermain bola. Kresna menggendong Felicite menuju tempat makan. Sedangkan satu tangannya merangkul pinggang Valerie posesif.

Mereka makan di tempat pilihan Felicite. McDonald's. Selagi menunggu pesanan, mereka mendengarkan Felicite bercerita.

"Abang, abis makan Fizzy mau beli boneka boleh?"

"Boleh."

"Tapi yang besar."

"Besarnya segimana, Sayang?"

"Besaaaaar..." Tangan Felicite direntangkan seolah mengukur boneka yang diinginkan, "bangeeet."

"Emang Fizzy mau boneka apa?"

Felicite menompang dagunya, "Ice Bear! Kesukaan Fizzy."

"Gemas banget." Valerie mengelus rambut Felicite, "Habis ini kita beli boneka. Sekalian borong semua bonekanya."

"Emang boleh?"

"Boleh banget, Sugar. Apa sih yang nggak boleh buat Fizzy, my bunny Sugar. Nanti Kak Val bantuin milihnya."

"Hey, stop. Nanti uang Abang abis." Jawab Kresna cemberut.

Felicite tertawa sambil menunjuk wajah Kresna yang manyun.

Setelah mengisi perut sampai Felicite kekenyangan. Mereka menempati janjinya untuk membelikan Felicite boneka. Sebelum sampai di store boneka, langkah mereka harus terhenti.

"Papaaa! Kak Zee!"

Kresna menatap dua pria yang berjalan tegap di hadapannya, umpatan kecil, segara ia membuang muka menatap Valerie sulit diartikan.

Valerie merasakan aura di sekitar berubah menjadi menghitam. Bahkan Valerie pun terdiam. Sangaaat terkejut! Ini pertama kalinya ia melihat sosok Mr. Gibson.

Meskipun sekedar memandang Zwen, kharismanya lebih kuat dan menyeramkan. Dan orang yang di samping Zwen tersenyum ke arahnya. Senyuman seringai.

"Holaa, sweetie!" Sapanya kepada Felicite.

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang