11. SepupuZone ✓

2.2K 154 14
                                    


(Xaverio on mulmed)

Kepergian Liam menyisakan Valerie yang enggan menatap Samudra. Samudra tersenyum kecil. Duduk di samping Valerie yang sedang bersandar pada ranjang.

"Marahnya kamu percis seperti Bunda." Samudra memegang tangan Valerie namun ditepis dengan cepat. "Kenapa, Queen Payne? Papa lakuin hal yang membuat kamu marah?"

Valerie mendelik, "Tanya sama diri Papa."

Samudra paham, kemana arah bicaranya, "Papa nggak marahin Xav, Papa hanya menanyakan kemana ia di saat kamu mengalami kejadian tadi."

"Bertanya dengan kekerasan.
Tipekal, Papa."

"Xav pun tau konsekuensinya bagaimana jika hal ini terjadi pada kamu."

"Kalau Mica mati, Bang Liam atau Xav pun akan ikut mati sesuai dengan Mica bagaimana meninggalnya?!'

Samudra mengelus rambutnya penuh sayang, "Mereka tau kalau Mica sangat berharga untuk Papa. Dan mereka pun tau apa yang terjadi jika mereka lengah menjaga Mica.'

"Papa!" Kesalnya namun matanya menatap sendu Samudra, "Jangan salahkan mereka jika terjadi apapun pada Mica. Kenapa Papa nggak bisa salahin Mica? Kenapa harus mereka?! Itu nggak adil, Pa!"

Samudra diam.

"Mica sayang Xaverio apalagi Abang." Valerie menundukkan kepalanya. Benar, sikap keras kepala menurun dari Samudra.

Apa yang dibilang A akan tetap A.

Samudra menarik Putri kesayangan dalam pelukan. Kecupan mendarat di rambut coklat. "Nanti Xaverio akan datang. Dia sedang Papa suruh ngurusin semua yang terjadi tadi."

Seketika Valerie langsung teringat pelaku yang mengakibatkan dirinya terkapar di sini.

"Danish dan yang lainnya gimana?!" Valerie segara menegakkan tubuhnya.

"Hukuman setimpal untuk mereka." Jawab Samudra mengelus pipi Valerie, "Pihak sekolah mengeluarkan tindakan mereka."

"Pihak sekolah?" Valerie mengangkat satu alisnya tak yakin.

Samudra tertawa kecil, "Iya... Iya... atas perintah Papa. Mereka dikeluarkan."

Valerie mengehela nafas, dia memukul pelan dada. "Mereka seperti aku, Pah, sama-sama kelas dua belas."

"Masih semester satu, Sayang. Bisa untuk pindah. Dan Papa tempatkan mereka di Sekolah naungan Anantha. Jadi, Papa dengan mudah ngawasin gerak-gerik mereka."

"Menempatkan mereka di Sekolah yang anaknya sendiri enggan disana."

Samudra tertawa, dia memeluk erat tubuh Valerie. Dan Valerie pun tidak bisa berontak atau protes atas keputusan King of The Payne!

Liam masuk ke dalam Kamar rawat. Liam menatap Valerie dan Samudra. Berdeham pelan sebelum duduk di ujung kasur, "Sudah pelukannya? Ayo makan!"

"Pengrusak!" Valerie melet.

Liam berdecih, "Auris dan Tulip sudah Abang kasih makanan. Mereka di Taman. Xaverio sebentar lagi kesini. Ini untuk Papa, ini untuk Mica." Liam menyimpan ricebox.

"Dan ini untuk Abang."

🍒🍒🍒🍒🍒

Di Kamar Rawat tersisa Xaverio dan Auris. Auris duduk di sofa menatap dua romansa.

Wajah Xaverio sedikit memar bagian di ujung bibir. Sama seperti dirinya. Entah, apa yang dilakukan Samudra pada Xaverio. Yang pasti Samudra akan melakukan apapun jika dirinya terluka. Darah dibalas darah.

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang