Prolog ✓

5K 226 8
                                    

Lampu kerlap-kerlip mengganggu pandangan mereka, namun tidak untuk aktivitas malam ini. Musik menggema di ruang itu. Badan terasa melayang saat minuman berakohol masuk dengan serat ke tenggorokan. Tak aneh jika di tempat ini menyediakan banyak wanita untuk dibayar karena telah membuat mereka puas.

Agenda wajib untuk Kresna berada di tempat haram ini. Setiap weekend dia pasti berkunjung ke salah satu Club ternama di kotanya. Melepaskan penat yang seharusnya pergi dari pikiran.

“Sekali-kali, lu harus nyoba nikmat mana yang kau dustakan saat terjalinya Silahturahmi kelamin.”

Kresna mendengus mendengarnya.

“Mana mungkin Kresna lakuin hal sebejat ke lo, Al” sambung teman satunya lagi.

Albar ketawa, “Lo semua kagak pernah ngerasain gimana saat pelepasan dahsyat itu terjadi! Gila, boys!”

Mereka hanya diam tidak menimpal ucapan Albar yang dipengaruhi alkohol. Kresna menatap satu persatu temannya yang duduk melingkar di meja yang telah menjadi tempat sah mereka.

Taksa Adibara, sebagai penengah diantara mereka berdua. Tidak memiliki catatan kriminal melebihi dirinya.

Albar Jaxton, lelaki bejat, hidung belang, dan sering keluar masuk lubang buaya. Bajingan! Itu sebuatan ketika mereka kesal dengan tingkah Albar. Memiliki mata sedikit sipit.

Dan sekarang, dirinya. Kresna Nelka Gibson, sangat berteman dengan Pergaulan Bebas. Sudah banyak angka kenakalan yang dia perbuat. Ditahan di polisi, pernah. Dikurung di rumah, paling sering. Dan keluar masuk BK, sangat sering. Ketampanan Kresna tidak ada tandingannya. Tinggi, hidung mancung, bulu mati lentik, sudah dibayangkan bagaimana ganteng dirinya?

“Abaaaanggggg! Mica nggak mau pergi! Abang aja yang pergi!” teriakan itu terdengar di samping meja mereka.

“Sudah, abang katakan! Jangan pergi ke tempat ini lagi!” bentaknya.

“Abang juga suka keluar masuk kelab! Kenapa Mica nggak boleh?!”

“Karena Mica cewek!”

Kresna melihat perempuan itu di gendong paksa oleh seorang pria yang dipanggil abangya. Matanya tidak lepas dari pakaian minim dengan bibir ranum berwarna merah.

“Satu sekolah dengan kita.” Ucapan Taksa membuat Kresna menoleh ke arahnya.

“Lu nggak tau dia?” sambung Albar menatap tak percaya.

“Peduli gue apa?”

Taksa dan Albar jengah dengan Kresna yang tidak peduli akan wanita. Permasalahan apapun dia akan maju, kecuali wanita. Kresna tidak ingin berurusan dengan ciptaan Tuhan itu.

Bagi Kresna, sosok Wanita sangat berisik! Mengganggu kesenangannya! Dan Ribet.

*****
HEYOOO! INI CERITAKU! KALIAN PASTI SUKAA, WKWKWK. AKU REMAKE, RECHANGE, POKOKNYA AKU UBAH SEMUA ALURNYA.

—Revisi, 6 Januari 2021

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang