6. Penyeledupan ✓

2.5K 169 3
                                    

Valerie memaki kesal ketika Auris mengirim sebuah tautan postingan Skyhigh sedang mengadakan pensi tahunan. Bagaimana ia lupa tentang hal itu?

Ah anjing! Hari terakhir masa skors, Valerie tidak boleh hanya diam saja di dalam Kamar.

Ia segera keluar kamar, mencari sang Ayah dan Abangnya. Senyuman kebahagiaan nampak di wajah, saat Mbok Iyem memberitahu jika mereka sudah pergi keluar Rumah.

Di Skyhigh mereka menikmati acaranya. Banyak foodcurt yang menambah kemeriahan acara ini. Auris bersama tim cheersleader, Tulip lebih sibuk karena ketua dari Koordinator Pensi, apalagi Xaverio merupakan ketua pelaksana.

Yang paling membahagiakan adalah guest star dari penyanyi yang amat digandrungi oleh remaja saat ini.

Ya, benar! Pamungkas dan Hivi.

"Punya pacar harus lebih baik.... Punya pacar harus lebih keren...."

Teriak dari penonton di campur vokal dari HiVi.

Kresna berdiri di belakang barisan penonton, menonton dari Jauh seolah ia tidak ingin berdempetan dengan yang lain.

"Gue cari-cari taunya disini." Albar ngos-ngosan, dia berdiri di samping Kresna, "Kebiasaan lo, orang-orang nikmatin musik. Lo nikmatin kejombloan disini."

"Ngapain lo kemari?" Ketus Kresna terganggu.

Albar cemberut, "Tuhkan! Mulai! Gue kesini mau nemenin lo, Abang Ena. Gue baik kan, Bang?"

"Apa lo bilang?!"

"Hah? Yang mana?" Albar kaget, dia terdiam sejenak. Ah, panggilan dari adik kesayangannya, "Bang Ena? Iyaa, Bang Ena!" Serunya

Kresna segara menyentil jidat Albar keras. "Awww! Sakit anjing!" Albar mengelus jidatnya.

"Nggak usah panggil gue dengan panggilan itu, bangsat!"

Albar ketawa dia nepuk-nepuk bahu Kresna, "Dah lama, gue nggak ketemu anak itu."

"Nggak usah ketemu!"

"Kenapa, anjing?!"

"Lo pedofil!" Bentak Kresna meninggalkan Albar.

Albar menendang angin ke arah Kresna, "Dasar Badak bercula satu! Gue ditinggalin lagi, anjing! Bangsat!"

Kresna tidak memperdulikan teriakan Albar, ia terus melangkah menjauhi kerumunan. Duduk di kursi kayu belakang Sekolah. Punggungnya bersandar di Pohon Mangga.

Kresna mengerutkan keningnya saat melihat seseorang sedang manjat tembok dari luar sekolah tepat di hadapannya.

Seringai telah nampak di wajah tampan. Kresna mengeluarkan rokok dan pemantik.

"Ahh.." Valerie telah berdiri di tanah Sekolahnya, "Akhirnya berhasil masuk juga."

Ia segera mengambil tas selempang yang jatuh di tanah. Membetulkan seragam Skyhigh dan berjalan.

Baru saja tiga langkah jalan, matanya spontan membulat. Ia panik melihat Kresna sedang duduk dengan kepulan asap di mulutnya.

"Seorang Siswi di skors, berani nekat masuk tanpa izin. Mungkin hukumannya akan lebih berat."

Valerie menyengkram kedua tangan. Ia berjalan mendekat.

"Kalau nggak salah, siapapun yang kena skors, nggak boleh masuk sekolah sampai berakhirnya masa skors."

Valeris berdiri di depan Kresna, "Mau lo apa?!"

"Pertanyaan yang sedang gue tunggu." Kresna mengepulkan asap tepat di wajah Valerie hingga Valerie terbatuk-batuk.

"Bajingan jadi cowo!" Sentak Valerie kembali melipat kedua tangannya di bawah dada. "Lo cowo apa bukan?!"

"Nantangin?"

Valerie berdecih, "Beraninya nantangin cewek! Gue semakin yakin isu di luar kalau nyatanya lo itu biseksual."

Kresna menggeram dia menginjak rokoknya.

"Atau bahkan lo gay?!" Lanjut Valerie angkat satu alisnya.

"Harus gue buktikan? Jika semua isu itu nggak benar?" Kresna bangkit dari duduknya.

"Sure... Show to me now!"

Kresna menyeringai, "Lu tau kalau gay nggak pernah mau bersentuhan langsung dengan cewek?" Ia menakan kata 'bersentuhan' seraya menatap dalam kedua mata Valerie.

"M-maksudnya?"

"Gay akan merasa nggak nyaman jika bersentuhan dengan cewek."

Kresna dapat melihat bola mata Valeris membulatkan, ah shit! Bibir ranum Valerie yang sejak awal menjadi bayangan malamnya.

Gerakan Kresna cepat, ia menarik tubuh Valerie sampai bersentuhan dengan tubuhnya. Valerie memekik kaget, ke dua tangannya siaga menahan dada bidang Kresna.

"Lo takut?" Bisik Kresna tertawa remeh.

Valerie berdehem, dia menatap sinis, "Takut sama cowo Gay?! Ah, yang benar saja. Semenjak gue masuk ke kandang Singa, gue tau mana yang harus gue takuti, mana yang harus gue lawan. Dan lo termasuk orang yang harus gue lawan."

"Lawan dengan cara apa?"

"Dengan apapun! Sikap dan sifat lo buat gue gedeg!"

Kresna semakin mengeratkan pelukan di pinggang ramping Valerie.

"Kalau ini lo bisa lawan nggak?"

Kresna mendekatkan wajahnya, deru nafas mereka saling beradu. Valerie menelan ludah, tangannya menjadi kaku untuk melawan Kresna.

🍒🍒🍒🍒

WOY! MAU NGAPAIN KALIAN DI SEKOLAH?!
WAHWAAH WAH WAHHH😭😭😭😭

—R| 9 Feb 2021

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang