EPILOG

1.6K 133 128
                                    


Orion berlarian mengejar Ailethea yang tak bisa membiarkannya mengerjakan tugas les yang akan diberikan hari ini. Orion tidak marah, hanya saja gemas dengan gadis mungil tersebut.

Tawa Ailethea membuat Orion tersenyum kecil. Tawa yang slalu ia sukai dan menghangatkan hatinya.

Seseorang yang baru muncul dari dapur menatap terkejut melihat mereka yang sedang berlarian mengelilingi meja kaca depan sofa santai.

"Yaa Tuhan! Boy and Girl, Stop. Jangan lari-lari di dalam Rumah." teriaknya panik.

"Tenang, Auntie." jawab Orion mengangkat tangannya, "Ion lagi nangkep My Cupcake."

"Bukannya gitu. Nanti kalo Ail jatuh, kamu jatuh juga, Auntie bisa dimarahin."

"Ail nggak akan jatuh, Auntie."

Seperti ini kebiasaan Felicite jika hari libur kuliah semesternya. Mendadak menjadi babysitter untuk kedua anak Kakak kesayangan.

Felicite harus mengawasi mereka, apalagi si mungil yang baru menginjak usia lima tahun, Ailethea.

"I'm home!"

Felicite bersyukur, ia telah pulang dari kantornya.

"BABA!" sorak Ailethea bahagia. Ia berlari ke arah Ayahnya. Mata Ailethea berbinar melihat tangan kanan Sang Ayah membawa totebag berwarna pink bergambar Unicorn.

"Ail, Abang bakal ambil Unicorn Ail."

"Uni—" belum saja menyelesaikan langkahnya tersandung ujung meja dengan kepala kebentur cukup kencang ke lantai keramik.

"HUAAAAAAAAAAA."

"AIL!"

Kresna mendekat menjatuhkan bingkisan untuk kedua anak kesayangannya, lalu menggendong Ailethea.

"Babaaa, Ail jatuh."

"I know." suara berat yang tak berubah sejak dulu. Ia memeriksa badan Ailethea.

"Maafin, Ion, Baba."

"Fizzy juga minta maaf, Abang."

Ailethea memeluk leher sang Ayah. Menyimpan kepala diceruk lehernya, "Maafin, Ail juga."

Tak ada jawaban.

Kresna melangkah pergi membawa Ailethea ke ruang keluarga. Mendudukkan Ailethea di atas pangkuannya. Mendiamkan Felicite serta Orion yang kini sedang menunduk di depan.

"Ail jatuh karena Ion, Baba."

Kresna menatap Orion, "Kenapa nggak Ion jagain?"

"Ion greget gegara Ail gangguin Ion ngerjain tugas les."

Sontak matanya menatap Ail yang menunduk.

"Maafin, Ail."

"Ke depan."

"Ail nggak mau, Baba."

"Ailethea."

Ailethea turun dari pangkuan Sang Ayah. Ia berjalan ke depan, lalu berdiri di tengah-tengah mereka. Memegang tangan Abangnya dengan erat. Seolah meminta perlindungan dari Kresna.

"Salah Ail apa?"

"Ail ngancurin gambarnya Abang."

"Ngancurin gambar Abang? Lagi?" ulang Kresna datar.

Ailethea menunduk, "I—ya, Baba."

Orion mengelus punggung tangan Ailethea menggunakan jempolnya, "Ion juga seharusnya nggak ngejar Ail. Ion salah, Ail nggak boleh dihukum, Baba. Ion yang nggak jagain Ail."

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang