28. Your Finger ✓

2.9K 148 5
                                    


Kresna mengecup kepala Valerie, ia melanjutkan sampai chicken dinner. Valerie hanya memainkan tangannya di pipi Kresna, dielus, ditepuk, dan dicubit pelan.

"Sudah bicara sama Xaverio?"

"Sudah, Tulip sudah bantu juga. Tapi Xaverio enggan buat respon masalah ini."

Kresna tersenyum, "Butuh waktu buat nerima semua ini, Val. Yang terpenting Xaverio nggak lakukan macem-macem kan?"

"Mana berani dia." Ucapnya, ia semakin memeluk erat Kresna, "Sudah main gamenya? Gue kesini karena bosan di kelas dan gue nggak mau disini makin bosan."

"Oke, gue matiin." Dengan patuh Kresna menyimpan ponselnya lagi. Dia memeluk badan Valerie erat. Seraya mengelusnya lembut. "Bolos?"

"Jam kosong, Kresna. Tulip pergi ke ruang pensi, sedangkan Auris ada kumpulan Cheersleader. Dan gue main kartu sama anak kelas."

"Berujung disini sama pacar." Bisik Kresna mengecup daun telinganya.

Valerie tertawa, menyetujui ucapan Kresna. Dia sedikit menegakan badannya. Menghimpit kepala Kresna dengan kedua tangannya.

"Kresna."

"Valerie."

Mereka tersenyum sampai akhirnya saling berciuman. Pelan, dalam, serta gentle. Mereka menikmati setiap kecap bibirnya. Memejamkan matanya. Tangan Kresna aktif meremas pelan dan mengelus pinggang Valerie.

Valerie mengecup kedua pelipisnya, menjatuhkan kening di kening Kresna. Meremas-remas rambut lebat Kresna.

"Gue nggak bisa tahan buat nyicip apa yang dibalik seragam sialan ini, Val."

Valerie terkekeh, mengecup lagi. Dia duduk di atas perut Kresna. Tak disangka tangan lentik Valerie membuka kancing seragamnya.

Kresna menelan ludah dengan susah. Membuang seragam di bawah kasur. Terlihat bra berwarna hitam membungkus payudara sintalnya.

"Sejak kapan lo wild gini?"

"Sejak lo cium gue. Bayangan bibir lo nempel di badan gue slalu gue pikirkan tengah malam, Kresna."

Kresna menyeringai, Ia membuka kaos hitamnya. Valerie melihat guratan tato di sekitar bahu dan dada. Tangannya menyentuh setiap garis tato. Kresna menggeram rendah.

Saling menatap lagi, Kresna duduk bersandar pada dinding. Menarik tengkuk Valerie, melumat kembali bibir yang menjadi candu. Valerie melingkarkan kedua tangan di leher Kresna.

Kresna seperti ragu untuk melanjutkan lebih dari ciuman. Valerie menciumi daun telinga Kresna, seraya berbisik, "Im all yours, darling. You can take me."

"Shit, Val. I can't stop."

"Don't stop."

Kedua tangannya meremas payudara Valerie seraya menciumin bahu mulusnya. Valerie menggeram rendah, menekan kepala belakang Kresna.

Satu tangan Kresn melepas kaitan branya, menjatuhkan di bawah lantai.

Kresna mampu melihat payudara kencang, sintal, dan kenyal di hadapannya. Memikirkan lidahnya bergulat dengan puting membuat kejantanannya mengeras ingin dibebaskan.

"Kiss me." Valerie mendekatkan payudaranya tepat di bibir Kresna.

Kresna mencium basah payudara kirinya, sedangkan payudara satunya di remas sensual. Valerie memeluk erat kepala Kresna, meracau jika ia menikmatinya.

"Yeah, disana, Kresna. Lebih dalam." Kepalanya mengadah, tubuh melengkung mendapatkan kenikmatan dari bibir serta lidah Sang pujaan hati.

"You're so fucking hot."

Valerie tersenyum, "Kres—" Ia tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Ya, darling?"

"Lanjutkan."

Kresna terkekeh, menatap Valerie dari bawah. Memainkan lidah di sekitar puting yang semakin menegang. Tangan satunya menyibakkan rok ke atas.

Nafas Valerie semakin memburu, menggerakkan kepala ke samping. Tangan Valerie menyengkram lengan Kresna yang mengelus kewanitaan dari luar celana dalam.

"Basah ya."

"Karena lo."

Kresna tersenyum, dia semakin menghisap payudara tanpa ampun. Tangannya masuk ke dalam celana dalam.

Hangat dan basah, Valerie semakin menyengkram apapun yang bisa menjadi pegangan. Valerie dapat merasakan jari panjang Kresna bergerak di dalam sana.

Kresna menyeringai, memberikan tanda merah di sekitar darahnya. Kresna menciumin ceruk leher Valerie.

"Jangan beri tanda. Please."

Kresna mengangguk patuh.

Valerie harus mengigit bibir bawahnya agar tidak menjerit kala jemari Kresna bergerak di sekitar klirotisnya. Jemarinya handal membuat ia melayang di udara.

"Jangan tahan, babygirl. Keluarin."

Kresna mengecup basah rahang Valerie, satu jari melesat masuk ke lubang kewanitaannya. Valerie hampir berteriak, sensasi ini luar biasa. Valerie tidak bisa berhenti.

"Sempit, hangat. Favorite gue."

Memompa jemarinya seraya jempol menekan klirotis Valerie. Tubuh Valerie bergerak dengan beraturan. Kresna melihat Valerie memejamkan matanya. Satu tangan tetap memeluk pinggang Valerie agar tidak terjengkang ke belakang.

Valerie mencium bibir Kresna brutal, kadang menghisap bibir bawahnya dan meminkan lidah di dalam mulut sang pacar. Sesekali Kresna menampar pantat bulatnya.

"Aah.. Tuhan!" Valerie mengejang tubuhnya tanda ia akan keluar.

Kresna semakin menambah pompa di jeraminya, saat mengetahui Valerie akan datang. Mulutnya aktif menyedot kuat puting Valerie secara bergantian.

"Come to me, Val. Come." Serak Kresna sudah dipenuhi birahi.

Badan Valerie semakin bergerak mengikuti tempo tangan Kresna. Dadanya ia busungkan agar Kresna dengan mudah menghisapnya.

"Im coming!"

Valerie masuk ke ceruk leher Kresna menghisap kuat untuk mengalihkan desahannya. Tubuhnya bergetar, ia mengatur nafas setelah pelepasan dahsyat tadi.

Kresna memeluk dengan kedua tangan, menarik jerami penuh dengan cair Valerie ke dalam mulutnya.

"Manis."

🍑🍑🍑

ASTAGAA! DISEKOLAH! LUAAR BIAAZAAAH!

UNTUNG TAKSA DAN ALBAR NGGAK NGUPING YA 😍😍😍😍

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang