36. Morning

4.2K 138 5
                                    


Jejak kemerahan menghiasi tubuh Valerie apalagi sekitar dada dan selangkangan. Kresna brutal, Valerie tidak bisa memberhentikannya.

Persetan dengan esok, malam ini khusus mereka yang diambang kenikmatan.

Come to me, Val. Come to me.. come!”

Valerie terkadang mencium bibir Kresna, menghisap lehernya, bahkan menyengkram punggungnya.

“Ahhhhh!” tubuh Valerie menggelinjang hebat, tanda ia ingin keluar. Kresna menggeram seraya mempercepat temponya.

“Kresnaaaaa...”

Kejantanan Kresna semakin dimakan lahap oleh kewanitaan Valerie akibat Valerie orgames terlebih dahulu. Ia tanpa henti menghentakkan tubuhnya mencari pelepasan sendiri.

“Aarrghhh...”

Valerie mendesah, semburan sperma Kresna terasa hangat di dalam kewanitaanya. Pinggul Kresna tetap bergerak dengan tempo pelan, memeluk tubuh Valerie erat, bibirnya ia cium lembut.

Kedua kening mereka bersatu, mengatur nafas bersamaan. Valerie tersenyum lemah karena cape.

"Kamu milik aku." Kata Kresna mengelus pipi Valerie, "Seutuhnya."

Valerie terkekeh, dia menarik tengkuk Kresna. Kembali mengecupnya pelan.

"I'm yours, Kresna." Ia menjeda ucapannya, "All of me."

Kresna menggulingkan badan menjadi Valerie di atas tubuhnya. Ia mencium kembali Valerie. Belum puas dan tidak akan merasa puas jika bersangkutan Queen Payne.

"Aaah...."

Desahan merdu menggema di kamar Kresna sesaat kejantananya masuk ke liang kewanitaan Valerie. Posisi ini membuat Valerie berfantasi liar. Memikirkan dia menjadi dominan.

"Aah shit! Fuck! Aaah..."

Kresna semakin gencar membantu pinggul Valerie keluar masuk dengan cepat. Mulutnya aktif mengkulum puting Valerie.

"Ssshh... Val! You make me crazy!"

Valerie memeluk kepala Kresna erat, dia membuat pola maju mundur. Decapan kedua kelamin bertumbuk terdengar, apalagi suara decitan ranjang menambah suasana panas disana.

Malam itu Valerie maupun Kresna tidak memikirkan apa yang akan terjadi setelah pertempuran panas ini. Mereka melanjutkan ronde ke duanya. Karena Kresna tidak bisa berhenti memuja tubuh Valerie. Valerie dengan senang hati menerima hujatan kenikmatan yang diberikan oleh Kresna.

Mereka tidak berhenti mengeluarkan suara kenikmatan dan cairan orgasme mereka.

🍒🍒🍒🍒🍒

Tubuh liat Kresna bergerak merasakan sinar matahari masuk melalui jendela. Kresna tersenyum, mungkin ini pertama kalinya Kresna bangun dengan kebahagiaan yang luar biasa.

Ia melihat posisi tidurnya memeluk tubuh seorang perempuan. Seringai mengembang di ujung bibir saat adegan panas terlintas dipikirannya.

Valerie sangat mengemaskan ketika tidur. Entah mengapa Kresna semakin memeluk erat tubuh langsing Valerie.

Kresna telah merenggut tahta kehormatannya. Tapi ia tidak menyesal sama sekali. Kresna memang ingin membuat Valerie menjadi milik seutuhnya.

Valerie bergerak, namun tidak membuka matanya. Ia mendekatkan tubuhnya ke badan Kresna. Kresna terkekeh pelan, ia menatap lama payudara yang menempel pada dada bidangnya.

Ah sial! Kejantanan kembali menegang.

Valerie bergumam, ia mencium bahu Kresna. Semakin ia masuk ke dalam tubuh sang kekasih.

"Morning." Bisik Kresna mengecup pelipis Valerie.

"Hmm.."

Kresna dibuat gemas, ia menciumin wajah Valerie seraya memeluknya. Valerie tertawa, dia menghindar dari ciuman Kresna.

Dia menarik tubuhnya untuk menindih Valerie, agar sang kekasih tak bisa pergi kemana-mana. Valerie memeluk leher Kresna mengecup pelan bibirnya.

Kresna menatap Valerie dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Satu tangan Kresna melebarkan kaki Valerie yang ditekuk.

Valerie smirk, "Tegang ya." Valerie menarik tengkuk Kresna, mencium brutal. Entah setan darimana, gairah Valerie sedang memuncak.

"Hhmm..." Geram Kresna mulai melakukan aksi melumasi kewanitaan Valeris agar licin terlebih dahulu.

Tangan Kresna sudah lihai membuat Valerie semakin gairah terlebih dahulu. Hanya dengan sentuhan di klirotis, Valerie sudah basah.

Kresna menyiapkan kejantanan, menggesekkan diliang kenikmatan. Valerie frustasi, ia mendesah.

Dengan perlahan Kresna memasukan kejantanan, mencium bibir Valerie. Valerie meringgis kesakitan Karena bekas tadi malam belum juga hilang.

"Sakit?"

"Nggak terlalu, nanti juga biasa lagi."

"Yakin?"

Valerie tersenyum, dia segara memeluk kaki Kresna. "Do it."

Kresna menatap khawatir sebelum mencium bibir Valerie dengan pelan untuk menghilangkan perih di kewanitaan sang kekasih. Kejantanan masuk dengan sempurna. Menunggu beberapa detik untuk beradaptasi terlebih dahulu.

Saat sedang menunbuk pelan, dering ponsel Valerie berbunyi. Valerie menahan dada Kresna agar berhenti terlebih dahulu.

"Are kidding me, babe?"

"Takut abang."

"Shit." Kresna diam, namun tidak mengeluarkan penisnya.

Valerie mengecup bibir Kresna seraya terkikik. Ia mengangkat telponnya. Valerie menggurutu kesal, mendengar Liam yang langsung mengomel tanpa mengucap salam.

Kresna hanya terdiam menatap wajah Valerie, pahatan sempurna yang tak boleh ia sia-siakan.

Kresna menyeringai, ia menjatuhkan kepalanya dia dada Valerie, bibirnya melumat basah payudara Valerie. Membuat Valerie melenguh tertahan.

"Iyaaa! Abaaang. Nanti Mica pulang."

"...."

"Astaga! Aaah... Aku lagi pup, abang!"

"....."

Kresna mencoba menggerakkan pinggulnya, membuat Valerie menyengkram bahu Kresna. Valerie segera mematikan ponselnya melempar ke sisi samping.

"Aaah... Aku di atas."

"With my pleasure."

Kresna mengecup putingnya, lalu menggulingkan badan menjadi Valerie di atas tubuh. Kresna setengah duduk. Ia semakin gairah melihat Payudara bergoyang ke atas bawah. Payudara sintal, kenyal, serta kencang membuat ia tak akan membiarkan bergelayut seperti ini.

Posisi seperti Valerie dapat melihat jelas di leher Kresna terdapat lovebites malam tadi. Ahh! Seksi! Dia suka!

Memeluk pinggang Valerie, seraya menciumin payudaranya.

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang