19. Gowes to Puncak! ✓

2.3K 144 6
                                    


Pagi sebelum keberangkatan.

Mereka sedang menyantap makanan. Sarapan kali ini porsi Valerie lebih banyak dari biasanya. Samudra benar-benar membuat kepalanya pecah! Nasi goreng dengan Omlet tak lupa sandwich yang harus ia bawa dan susu.

"Slalu pergi bersama Xaverio, Tulip, atau Auris, jangan macem-macem disana. Ingat, apa yang dikatakan oleh pembimbing. Jangan ceroboh."

Valerie menatap Samudra sebal, "Papa sudah katakan dari kemarin."

"Demi kebaikan kamu, Sayang."

"Nanti Xaverio jemput kamu, dia lagi di jalan." Sambung Liam mengelus rambut Valerie.

Xaverio datang setelah semuanya siap mengantarkan Valerie ke depan rumah. Samudra menatap tegas Xaverio.

"Jaga Valerie."

"Siap, Om!"

"Kalau ada apa-apa langsung hubungi Saya."

"Siap."

"Ingat ucapan Om, Xav."

Xaverio tersenyum, "Jaga Mica seperti jaga jiwa Xav."

"Bawel banget!" Kesal Valerie menatap Samudra, "Mica nggak akan jalan sendiri! Mica bakal hubungin Papa di sana jika ada sinyal! Mica bawa mantel! Bawa baju hangat! Mica bawa kayu putih! Mica bawa minum yang banyak! Bawa senter tiga buah buat percandangan berserta isi baterainya!" Kata Valerie dalam satu nafas.

Semuanya menatap kaget serta takjub ke arah Valerie. Bagaimana bisa Valerie berbicara secepat kilat? Samudra tertawa kecil setelahnya, membawa Valerie dalam pelukan yang erat.

"Take care and have fun."

"Iya, Pa."

Xaverio menyalami tangan Samudra, lalu menggeret koper Valerie. Liam dan Samudra berdiri di samping mobil Xaverio.  Melambaikan tangan seraya mobilnya melaju dengan pelan.

Di perjalanan menuju Sekolah, mereka bernyanyi lagu kebangsaan yang berjudul Manusia Kuat.

"Kau bisa patahkan kakiku..."

"Tapi tidak mimpi-mimpiku..." Mereka bersahutan.

Xaverio dapat melihat kebahagiaan dari mata Valerie. Dengan satu tangan, ia menarik Kepala Valerie agar bersandar pada dadanya.

Valerie menyamkan posisinya, memeluk dari samping seraya bernyanyi pelan.

"Aku senang kamu ikut. Abang bercerita malam dimana kamu minta izin."

"Gara-gara Abang akhirnya Papa izinin aku, kalau nggak mana mungkin aku ada di samping kamu sekarang."

Xaverio terkekeh, mengecup kepala Valerie berkali-kali. "Kemah tahun kali ini akan berbeda dengan tahun lalu. Karena sekolah kita akan bergabung dengan NexusHigh."

"Seriusan?! Yeayyy! Makin ramai! Mica suka!" Valerie mengeratkan pelukannya.

Xaverio terdiam, semakin mempererat pelukannya. Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

Valerie sadar, ia segera menegakkan tubuh, menatap Xaverio lembut, "Jangan dipikirkan. Semua nggak akan seperti yang kamu pikirkan."

"I'm worring about you."

"Seriusan, nggak akan kenapa-kenapa selagi kamu ada buat aku nanti. Kita sudah melupakan semuanya, Xav. Aku nggak ingin Kemah pertama aku gagal karena sikap posesif kamu ya."

"Tapi dia...."

Valerie mengecup bahu Xaverio lama, menyimpan kepalanya di ceruk leher Xaverio, "Ada kamu yang akan tonjok dia kalau dia neko-neko."

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang