50. Warm Feelings

1.7K 98 21
                                    


Pertandingan Basket berjalan lancar. Untuk kali ini Skyhigh memimpin point saat melawan team dari Sekolah Sadykala. Valerie selalu berteriak penuh semangat saat sang Kekasih mendribble, ia slalu mengumpat ketika team lawan melakukan pelanggaran atau tindakan kekerasan ke anggota Skyhigh, dan ia akan membabi buta kesal saat mendengar para siswi meneriaki nama Kekasihnya.

Break's time!

Kresna berlari menuju Valerie yang mana duduk mereka tak jauh dari kursi Pak Rifki. Selagi menerima perlakuan manis Valerie, telinga dan matanya sigap menatap Pak Rifki.

"Jangan emosi." Pinta Valerie mengelap keringat Kresna, "Sendari tadi lo emosi terus mainnya."

Kresna tersenyum kecil. Ia meneguk minum. Lalu mengguyurkan setengah air ke atas rambutnya. Kresna menggelengkan kepala sehingga cipratan air mengenai Valerie.

"Kresnaaa!"

Hendak memukul, Kresna telah berlari kembali menuju lapangan seraya menyisir rambut ke belakang menggunakan jari panjangnya.

"Holycrap!" Valerie memuji ketampanan Kresna saat seperti itu.

Taksa menggoda, "Tahan, Val. Tahan..."

"Berisik!"

Mereka kembali memulai permainan. Team Cheers menambah sorak gembira dan meriah pertandingan. Valerie sesekali memotret Kresna ketika candid. Hobby barunya memotret Kekasih tanpa diketahui.

Pertandingan kembali menegang, ketika waktu telah mencapai batas selesai. Dori sedang mendribble bola, lalu terhadang beberapa team lawan. 

"Albarrr! Catch it!"

HUPSSH! Dori melempar ke arah Albar. Albar melompat menangkap bola. Ia kembali mendribble, menghalu setiap lawan jika menghadangnya.

Di tengah lapangan, Albar melempar lagi menuju Kresna yang dekat dengan ring. Kresna menangkap tanpa kendala. Kakinya gesit dengan taktik yang sulit dicegah.

Huppss! Kresna melangkah tiga langkah, melompat saat di depan ring. Dan triple points untuk Skyhigh.

PRIIIIIIITTTTTTT!!!!
Peluit panjang menandakan permainan selesai. Skyhigh masuk ke babak final. Menunggu lawan selanjutnya yang akan main setelah ini.

"Horeeeeeeee!" Semua berteriak penuh semangat. Terlihat Albar membuka jersey kebanggaan seraya diputar di udara.

"Skyhigh... Hooo.... Skyhigh.... Hooo...."

Pak Rifki memberi isyarat untuk mereka kembali ke basecamp. Tak lupa, Kresna mengajak Valerie ikut ke dalam. Beberapa murid ingin sekali berada di posisi Valerie.

Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Di sayang Xaverio, si panutan Skyhigh. Di kelilingi orang berpengaruh dan ditakuti. Kekasih dari pemilik Yayasan Sekolah. Keluarga terpandang, Payne.

Valerie duduk di depan loker seperti biasa. Menunggu Team Skyhigh melakukan evaluasi. Memang posisi loker lebih privasi dari ruangan dimana mereka sedang evaluasi.

"Kresna, don't be rude. I watched. Daritadi kamu nggak santai. What's wrong?" Tanya pak Rifki menatap Kresna.

Kresna hanya mengehela nafas, "I can fix it."

"Oke." Pak Rifki memgangguk, "Yang lain tetap dalam keadaan tenang. Ingat, kita main bukan untuk melihat siapa yang paling kuat. Pertandingan ini dibentuk untuk menjalin persahabatan."

"Siap, Couch!"

"Posisi seperti tadi. Pertahankan taktik yang kalian miliki. Tetap berbagi tugas! Jangan serakah! Albar ingat teman! Dori lihat langkah lawan!"

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang