26. Restu dari Samudra ✓

1.9K 130 5
                                    


Sebelum sampai rumah, Valerie sudah memberi tahu kepada Samudra dia pulang bersama Kresna. Untungnya Sang Ayah tidak terlalu banyak tanya. Hanya satu pesan merujuk ke banyak pertanyaan.

"Ajak ketemu Papa." —That's the message.

Valerie tersenyum menatap Kresna yang tak terlihat takut, ragu, atau panik. Valerie mengecup pipi Kresna, "Papa nggak akan gigit. Sebelum kita masuk ke rumah. Gue kasih tau, Papa nggak beda jauh sama Xaverio atau Abang."

"I know." Kresna mengangguk, "Bokap lo nggak akan berbuat kasar karena gue anterin tuan putrinya pulang." Ia membuka lock the key of car.

Kresna menggeret koper Valerie, lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Untuk pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini. Nuasana kayu serta vintage yang terlihat. Tertata rapi, apik, dan bersih.

"Kresna?" Sapa Liam menujuknya. Kresna hanya tersenyum dan mengangguk. Liam lalu menatap Valerie, ia memeluknya seperti biasa, "Papa sudah nunggu kalian. Cepat samperin."

"Iya, Bang." Jawab Valerie terkekeh, "Seperti biasa, gazebo, right?"

"As always."

Kresna dapat melihat bagaimana kasih sayang Liam terhadap adiknya. Jarang sekali ia melihat seorang Kaka sebegitu sayang seperti ini.

Menyimpan koper dekat tangga menuju kamar Valerie, mereka pergi ke samping rumah. Dari arah jauh sudah terlihat Samudra sedang memberi makan Ikan Koi.

"Papa!" Valerie memeluk Samudra dari belakang, "Mica sudah pulang."

Samudra menyimpan pakan ikan, membalas pelukan Valerie. Mengecup rambut sedalam mungkin.

"Kresna juga ikut kesini atas perintah Papa."

"Goodgirl."

Samudra mendekat, tanpa ragu Kresna menjabat tangan serta memperkenalkan diri.  Samudra menyeritkan jidatnya, ia seperti tidak asing dengan wajah Kresna.

"Mr. Gibson papa kamu?"

Kresna tersenyum, "Saya anak pertamanya, Om."

"Pantas, wajahmu tak jauh dari Zwen. Gimana kabar Zwen?"

"Everything alright." Jawabnya bingung mengapa Samudra mengetahui Sang Papa.

"Om sama Zwen teman kuliah di Belanda dulu dan sekarang kita sedang menjalani kerja sama."

"Ah, I see.."

Valerie hanya tersenyum menatap Kresna dan Samudra. Mereka berbincang kecil, terkadang Valerie masuk ke obrolan mereka.

Saat mengantarkan Kresna ke Mobil, Samudra mengikutinya.

"Kresna, langkah pertama untuk mendapatkan restu dari om belum usai."

Kresna menatap Samudra, "Akan saya taklukkan, Om."

"Papa!" Protes Valerie, "Nggak usah didengerin. Papa aku emang gitu, Kresna."

"It's ok. Gue balik dulu." Kresna mengucak rambut Valerie, "Om saya permisi."

Melihat kepergian Kresna, sekarang Valerie menatap tajam Samudra, "Jangan sampai buat Kresna kabur ya. Mica nggak mau!"

"Just kidding, Honey." Bisik Samudra merangkuk penuh bahunya.

🍒🍒🍒🍒🍒

Valerie tau Samudra tidak akan langsung mengatakan 'Iya' untuk hubungannya bersama Kresna. Samudra benar-benar menguji kesabaran Kresna. Dan ajaibnya, Kresna tidak protes atau membantah. Ia hanya tersenyum menerima semua langkahnya.

Contoh kecil, ketika menjemput Valerie ke Sekolah dengan Motor. Alangkah terkejutnya, Samudra menyuruh Kresna untuk memilih dua option.

"Pulang dengan menggantikan Mobil atau pergi dengan motor tanpa Anak saya."

Kresna tersenyum, "Tunggu, saya akan menggantikan motor. Lalu kesini."

"Sorry, Kresna. Gue nggak bisa bantu banyak."

"Bantu doa saja."

Dan lebih menyebalkannya di saat Kresna menggantikan mobil, Samudra membawa ponsel Valerie lalu Liam dengan berat hati menggandeng masuk mobil.

"Papa! Ponsel Mica! Dan kenapa Papa suruh Kresna bawa mobil, sedangkan Mica berangkat sama Abang?!"

Samudra tertawa, "Ini langkah untuk meyakinkan Papa, Sayang. Nanti ponsel akan papa kasih ke Kresna."

"Sorry, Mica. Abang nggak bisa bantah."

"I know. Let's do it."

Mobil Liam dengan mobil Kresna saling berselingan sepuluh menit. Samudra sudah menunggu di depan halaman. Ketika Kresna keluar dari Mobil hitam legamnya, Samudra memberikan ponsel.

"Valerie sudah pergi bersama Liam. Dan ini berikan kepada Valerie."

Kresna menerimanya. Ia tau hal ini akan terjadi. Kresna cukup mengerti di balik posesif keluarga Payne terhadap Valerie.

"Saya akan lakukan apapun untuk mendapatkan restu dari Om. Saya tau bagaimana sayangnya Om ke Valerie lebih dari segalanya. Itu sebabnya Om menguji saya."

Samudra diam.

"Saya akan menjaga Valerie lebih dari menjaga jiwa saya."

"Ok." Samudra menepuk bahu Kresna, "Jangan buat Om kecewa."

"Tidak akan."

Ada satu alasan mengapa mereka sangat menjaga dan melindungi Valerie. Kresna akan mencari taunya sendiri atau akan menunggu salah satu dari mereka memberi taunya.

Yang terpenting, menikmati kebersamaan musuh terbesarnya dalam ikatan cinta adalah hal yang paling ia tunggu-tunggu.

🍒🍒🍒🍒🍒

ACIEEEELAAAAH!

tatapan sinis dari Kresna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tatapan sinis dari Kresna

[Quille 1: Valveta] END •ON REVISI•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang